Praktek Automatic Transfer Switch (ATS) - TeachMeSoft

Praktek Automatic Transfer Switch (ATS)

Laporan Automatic Transfer Switch (ATS)


Latar Belakang

     Dalam 20 tahun terakhir perkembangan teknologi otomasi dibidang indutri didunia telah maju dengan pesat. Hgal ini juga telah mempengaruhi secara langsung dan signifikan terhadap perkembangan teknologi otomasi di Indonesia. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif telah membuat kemajuan pesat di berbagai bidang, termasuk bidang Otomasi Industri. Pesatnya laju perkembangan ini harus didukung oleh perusahaan-perusahaan yang dapat memberikan respon yang cepat dan tepat serta layanan yang berkualitas. Manfaat nyata secara umum dari teknologi otomasi adalah efisiensi waktu, meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi, efisiensi tenaga manusia.
       Semakin pesatnya produksi peralatan kebutuhan rumah tangga dan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan produk tersebut. Banyak kita dapati dalam kehidupan sehari-hari kalau produk-produk tersebut sering terjadi kerusakan atau selalu dibutuhkan perawatan yang harus rutin dilakukan.untuk melakukan perawatan dan perbaikan tersebut, maka sangat diperlukan keterampilan dalam bidang tersebut, agar keselamatan kerja selalu terjamin dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

Tujuan

Setelah melakukan praktek percobaan ATS mahasiswa diharapkan dapat :
  1. Membuat rangkaian kontrol ATS dengan kontaktor secara tepat dan benar 
  2. Membuat rangkaian kontrol strat / off otomatis pada genset 
  3. Memilih komponen yang diperlukan untuk rangkaian control ATS sesuai dengan jobshet d. Menginstalasi rangkaian kontrol ATS dengan kontaktor 
  4. Menginstalasi rangkaian strat / off otomatis pada genset 
  5. Menguji coba rangkaian kontrol ATS dengan kontaktor 
  6. Mencari / memperbaiki gangguan pada rangkaian kontrol ATS

Dasar Teori

       Untuk menjaga kontyunitas ketersedian sumber daya listrik pada beban – beban listrik baik untuk industri, pusat perdagangan, badan sosial maupun perhotelan diperlukan suatu system yang mampu mengatur penyaluran tenaga listrik sedemikian rupa sehingga bila salah satu sumber listrik mengalami gangguan, maka dapat diambil alih oleh sumber lainnya.
       Pada umumnya beban – beban listrik mengambil sumber dari PLN sebagai sumber utama dan genset sebagai sumber cadangan. Apabila sumber PLN mengalami gangguan, secara otomatis genset akan mengambil alih suplay daya kebeban dengan suatu alat yang dapat menstransfer dari suplay PLN kesuplay genset.
       Sebaliknya, apabila sumber PLN sudah normal kembali, mak unit alat tersebut secara otomatis akan mengembalikan suplay dari genset ke PLN. Alat yang dapat menstransfer kedua sumber listrik tersebut disebut sebagai Otomatic Transfer switch (ATS ).

Deskripsi Kerja Rangkaian

a. Posisi "Otomatis"
         Pada situasi awal,beban disuplai dari PLN.apabila suplai PLN mati,maka hubungan ke beban akan diputus oleh K28.saat PLN padam, genset akan mulai melakukan proses pemanasan selama seting waktu K20T. KEtika seting K20T berahir, genset akan starting kemudian berakhir dengan beroperasinya genset.Sinyal starting untuk hanya terdapat pada K21T saat sudah mati , dan K22T saat masih beroperasi.Beban terhubung dengan genset (dengan beroperasiya K23T), jika tegangan genset sudah nominal, jadi beban sudah disuplai oleh genset.
        Ketika beban sedang disuplai oleh ganset, hidupnya PLN yang kurang dari seting waktu K26T. tidak akan mempengaruhi rangkaian (beban masih tetap akan disuplai oleh genset). Sedangkan apabila genset hidup kembali selama lebih dari seting waktu K26T, genset akan mati (tidak beroperasi). Rangkaian beban akan dihubungkan kembali ke PLN oleh K28, jika seting waktu K27T sudah habis. Dengan demikian beban kembali disuplai oleh PLN. \
       Apabila beban seting sedang disuplai oleh PLN, kemudian Suplai PLN kembali mati, maka hubungan PLN ke beban akan diputus oleh K28.pada saat itu genset akan melakukan pemanasan kembali sesuai seting waktu K20T, jika proses pemanasan akan dihentikan oleh selang waktu antara PLN padam dan hidup K20T.maka pemanasan akan dihentikan oleh K20. Kemudian sesuai dengan seting waktu K27T, beban dihubungkan kembali lagi dengan PLN oleh K23, akibatnya beban tidak pernak terhubung dengan genset.
b. Posisi "Genset"
       Posisi ini digunakan untuk proses pemeliharaan pada genset sesuai dengan petunjuk pada buku manual. Genset tipe ini harus dioperasikan setiap satu bulan sekali selama satu jam. Fungsi proses pemanasan ini adalah untuk mamanaskan oli, ( menguapkan air/ kelembaban dalam oli sekaligus untuk melumasi mesin diesel genset.).
       Proses pemanasan ini harus dilakukan pada 50% baban nominal, tujuannya untuk mendapatkan suhu yang cukup untuk melakukan proses penguapan agar kelembaban di dalam oli tetap stabil. Adapun deskripsi kerja dari rangkaian ini adalah : Pada saat posisi solector switch di posisi “genset”, K29 akan bekerja dan memutuskan sumber yang menuju K26T dan K28, sehingga akan memutuskan suplai dari PLN ke Beban.
       Selain itu posisi selector switch tersebut, akan memutuskan sumber yang menuju K20T, K21T, dan K22T akibatnya genset akan dipanaskan dan start. Pada saat tegangan genset mencapai nominal, maka K23 akan hidup, sehingga beban akan terhubung dengan suplai genset. Setelah waktu pemanasan genset sudah mencapai waktu satu jam maka genset akan dimatikan kembali dengan memindahkan selector switch keposisi “Otomatis”, dengan demikian genset akan mati dan beban kembali disuplai PLN.
c. Posisi "Repair"
       Posisi ini digunakan untuk untuk keperluan proses perbaikan pada genset. Apabila genset mengalami kerusakan atau gangguan yang memerlukan pembongkaran pada mesin diesel atau generator. maka rangkaian control yang dapat mengoperasikan genset harus segera dapat diputuskan. proses ini harus dapat dicapai, maka sangat berbahaya bagi orang yang memperbaiki genset.
       Pada saat selector switch diposisi “Repair” maka sekalipun terdapat situasi dimana PLN padam atau hidup, rangkaian control tidak akan dapat menghidupkan genset, karena sambungan dari baterai untuk proses pemanasan dan starting akan diputuskan oleh selector switch. Pada posisi ini kebutuhan beban hanya disuplai oleh PLN, dengan catatan PLN tidak padam.

Langkah Kerja

  1. Mempelajari diagram control ATS dengan kontaktor yang ada di jobsheet sampai mengerti. 
  2. Mempelajari system kerja suplai daya PLN dan genset. 
  3. Mempelajari sistem start dan diesel generator. 
  4. Memesan alat dan bahan yang akan digunakan untuk memeriksanya terlebih dahulu sebelum dipasang. 
  5. Merangkai sisitem suplai daya, rangkaian control metering beban dengan baik. 
  6. Memeriksa kembali rangkaian yang telah dibuat, pastikan semuanya telah terhubung. 
  7. Melaporkan kepada pembimbing sebelum rangkaian diuji. 
  8. Menguji rangkain dengan didampingi oleh pembimbing. 
  9. Mencari dan memperbaiki kesalahan / gangguan yang dibuat oleh pembimbing pada rangkaian saudara, dan mengujinya kembali rangkaian tersebut apakah sudah benar.

Alat dan Bahan

a. Bahan
Alat dan Bahan
b. Alat
  1. Tang Potong 
  2. Obeng Plus (+)
  3. Obeng Minus (-) 
  4. Tespen 220 V – 380 V


Gambar Rangkain Kerja

Fungsi diagram keadaan luar biasa

Fungsi diagram keadaan biasa

Gambar Diagram Kerja

Gambar Diagram Kerja

Gambar Diagram Kerja

Gambar Diagram Kerja

Analisa

       Dari praktek yang kami lakukan, dalam merakit ATS, kita harus teliti dalam pelaksanaanya, menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan tabel perencanaan. Dalam pelaksanaa perancangan ATS, pada mulanya masih belum bisa berhasil. Hal ini di karenakan masih kurang pahamnya dalam pemasangan selector switch. Belum lagi setelah semuanya selesai dipasang. Kami mencoba menghidupkanya, rangkaiannya bekerja. Namun setelah di coba sesuai dengan jobsheet, ternyata masih blum maksimal. Kami mencoba rangkaiannya ketika kami pindahkan selector switch ke posisi Genset. Rangkaian bekerja, namun ketika kami pindahkan ke posisi Automatis rangkaian tidak bekerja. Hanya bisa menghidupkan posisi Genset saja. Untuk kembali ke posisi PLN masih belum bisa bekerja. Kemudian kami periksa ulang rangkaian yang kami pasang. Tidak ada yang salah dengan apa yang kami pasang. Kemudian kami menghidupkan kembali rangkaian tersebut. Masih sama belum juga bisa bekerja seperti apa yang diharapkan. Kemudian kami memasang saklar pada sumber tegangan. Kami menghidupkan kembali. Ternyata masih belum juga bisa bekerja rangkaian yang kami pasang. Ada lagi masalah yang datang, dimana setelah kami nyalakan langsung terjadi ledakan. Kemudian kami periksa kembali pada rangkaian yang telah kami pasang. Setelah diperiksa ulang dan disesuaikan dengan diagram rangkaian yang telah diberikan instruktur, kemudian kami nyalakan lagi. Dan masih saja terjadi ledakan pada rangkaian yang kami pasang. Kami periksa lagi rangkaiannya, tidak ada yang salah dengan rangkaian tesebut. Semua sesuai dengan apa yang ada pada jobsheet. Dengan berat hati kami membongkar semua rangkaian yang telah kami pasang. Kami merangkai dari awal rangkaian tersebut. Kami periksa semua alat yang telah ada ini. Ternyata terjadinya ledakan itu disebakan terhubungnya antara phasa dan netral pada fiting lampu. Kemudian kami menukar fiting lampu tersebut denga yang baru. Akhirnya apa yang kami pasang bekerja juga, sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan berhasil juga dalam pengujian rangkaian yang dipraktekan yaitu berupa rancangan ATS.

Kesimpulan

        Dalam melaksanakan praktek tersebut, ketelitian dan ketajaman dalam membaca rangkaian sangat diharapkan. Karena apabila tidak bisa membaca rangkaian, bisa-bisa apa yang kita pasang itu tidak akan bekerja dengan apa yang kita harapkan. Walaupun rangkaian yang kita pasang sudah kita anggap betul, belum tentu betul. Kita harus lebih teliti lagi agar tidak terjadi kesalahan pada rangkaian yang kita pasang. Kerjasama dengan teman itu perlu agar teman kita bisa tahu apa yang terjadi. Dan hal yang terpenting adalah jangan pernah merasa puas dengan apa yang kita kerja kerjakan. Kita harus mengulang dan mengulang agar ilmu tersebut tidak hilang dari otak kita.

Saran

       Sebaiknya peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum haruslah sesuai atau memenuhi standar yang berlaku. Diperlukan pemahaman terlebih dahulu kepada mahasiswa sebelum melakukan praktek, karena sebelumnya mahasiswa hanya sebatas mengetahui teorinya saja. Hal ini agar tidak terjadi kerusakan alat baik dari factor kesegajaan maupun tida sengaja.
       Hal yang harus diperhatikan pada saat praktek adalah kemamapuan dalam membaca gambar dari diagram pengawatan,karena dalam prakteknya banyak mahasiswa yang tidak bisa membaca gambar,hanya melihat rangkaian yang dikerjakan temannya. Akibatnya banyak yang tidak mengerti akan kesalahannya. Maka dari pada itu diharapkan kepada temen-temen semua harus bisa membaca rangkaian.


Disqus comments