Komunikasi Bergerak - TeachMeSoft

Komunikasi Bergerak




Daftar Isi


1. Frekuensi Radio Panggil
2. Sistem Telepon Nirkabel untuk Rumah
3. Sistem Komunikasi Bergerak Selular
    ↪ 1. Konsep Sistem Komunikasi Seluler
    ↪ 2. Tahap Perkembangan Generasi Telepon Seluler
    ↪ 3. Sel-sel Menggunakan Kanal Frekuensi Berulang
    ↪ 4. Penduplekan dalam Kawasan Waktu dan Frekuensi
    ↪ 5. Perkembangan Sistem Komunikasi Bergerak
    ↪ 6. Sistem GSM
4. Komunikasi Data Nirkabel
5. Teknologi Menuju 3G
    ↪ 1 Munculnya Teknologi 1G
    ↪ 2 Menuju ke Generasi Kedua Telekomunikasi Bergerak
    ↪ 3. Menuju Generasi dua Setengah
    ↪ 4. Teknologi 3G
    ↪ 5. Teknologi 3,5G
    ↪ 6. Teknologi 4G





 1. Frekuensi Radio Panggil 


Yang dimaksud dengan komunikasi nirkabel adalah sistem komunikasi yang dilakukan tanpa mengunakan media kabel antara pesawat pengirim dan pesawat penerimanya. Dengan definsi semacam ini jelas bahwa jenis komunikasinya memilikii beberpa variasi seperti: radio panggil (pager) walkie talky, handy talky maupun telepon seluler Sistem komunikasinya dapat dikelompokkan menjadi satu arah (simplex), dua arah bergantian (half-duplex) dan dua arah dalam waktu yang bersamaan (fullduplex). Contoh komunikasi satu arah adalah sistem radio panggil (pager) yang hanya bersifat menerima pesan, sedangkan dua arah bergantian adalah walky talky dan handy talky yang ciricirinya pengoperasiannya dilakukan dengan penggunaan saklar atau tombol yang harus ditekan untuk bicara, dan harus dilepaskan ketika mendengarkan (push to talk, release to listen). Untuk telepon nirkabel dua arah tanpa bergantian atau full duplex yang sudah sangat lazim dewasa ini adalah telepon seluler atau ponsel (handphone). Komunikasi dua arah tanpa perlu bergantian bisa diwujudkan karena pengirimannya atau transmisinya menggunakan kanal atau saluran yang berlainan atau sendiri-sendiri ketika menerima suara (kanal dengar) dan ketika mengirim suara (kanal bicara) Kanal transmisi yang digunakan itu dapat terpisah dalam jarak tertentu baik secara frekuensi (disebut pembagian alokasi frekuensi), atau pun dalam kawasan waktu

(disebut pembagian alokasi waktu). Pembagian kanal dalam kawasan waktu masih tetap dapat dimungkinkan selama laju data di dalam pengirimannya masih lebih cepat jika dibandingkan dengan laju data yang digunakan oleh para penggunanya. Dengan demikian, walaupun kirim dan terima dilakukan pada saat yang berbeda, pengguna komunikasi jenis ini tidak akan merasakan adanya perbedaan tersebut, komunikasinya masih dirasakan bersifat serentak antara ketika bicara dan ketika mendengarkan. Ini tidak lain karena pemanfaatan teknik digital yang menakjubkan.


1. Frekuensi Radio Panggil
Agar tidak terjadi tabrakan frekuensi antara berbagai jenis komunikasi sehingga terjadi saling ganggu (jamming atau penumpukan), maka perlu dilakukan pembagian alokasi frekuensi. Untuk radio panggil, frekuensi yang digunakan bergantung pada berbagai faktor seperti protokol radio panggil yang digunakan, pabrik pembuat radio panggil dan model atau jenisnya, wilayah layanannya, dan alokasi frekuensi yang ditentukan oleh setiap negara. Gambar 10.1. di bawah ini menyatakan alokasi frekuensi yang digunakan oleh sistem komunikasi radio panggil



 2. Sistem Telepon Nirkabel untuk Rumah 



Telepon tanpa kabel (cordless telephone) yang banyak digunakan di rumah merupakan komunikasi jenis full-duplex. Untuk menghubungkan pesawat genggamnya dengan pesawat induknya, saluran transmisinya melalui udara, dengan modulasi sinyal secara FM. Sementara itu pesawat induknya dihubungkan ke jalur telepon kabel dengan nomor telepon yang telah ditetapkan oleh perusahaan layanan telepon untuk masyarakat umum atau yang dikenal dengan Public Switched Telephone Network (PSTN) yang di Indonesia sekarang ini adalah PT TELKOM. Telepon nirkabel generasi pertama yang dibuat tahun 80an, pesawat genggamnya hanya mampu bekerja dengan pesawat induknya dalam jarak beberapa puluh meter saja. karena pada awalnya dimak-sudkan hanya sebagai ekstensi bagi sebuah pesawat pengirim dan penerima (transceiver), yang dihubungkan ke jalur kawat pelanggan telepon dari sebuah PSTN yang umumnya di pakai dalam lingkungan rumah tangga. Untuk menambah jangkauannya, pesawat induk generasi kedua sudah dapat mencakup wilayah sampai beberapa ratus meter. Dengan demikian, telepon nirkabel generasi kedua ini sudah memungkinkan para pelanggannya menggunakan pesawat genggam di luar rumah, di wilayah padat di kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan sebagainya. Telepon nirkabel modern ada yang sudah dilengkapi dengan fasilitas penerima pesan panggil (pager).



Dengan fasilitas ini biasanya para pelanggannya mula-mula menerima pesan panggil, kemudian menjawab pesan itu melalui telepon nirkabelnya.

 3. Sistem Komunikasi Bergerak Selular 


1. Konsep Sistem Komunikasi Seluler
2. Tahap Perkembangan Generasi Telepon Seluler
3. Sel-sel Menggunakan Kanal Frekuensi Berulang
4. Penduplekan dalam Kawasan Waktu dan Frekuensi
5. Perkembangan Sistem Komunikasi Bergerak
6. Sistem GSM 235




1. Konsep Sistem Komunikasi Seluler
Konsep seluler mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh perusahaan Bell Telephone di Amerika, yang sebelumnya menggunakan pemancar berdaya pancar besar dan ditempatkan di daerah yang tinggi dengan antena yang menjulang. diubah menjadi pemancar berdaya kecil. Setiap pemancar ini dirancang hanya untuk melayani daerah (disebut wilayah cakupan) yang kecil saja, sehingga disebut sel. Dari sini , sistem komunikasinya lalu disebut dengan sistem komunikasi seluler (cellular). Dalam sistem seluler prinsipnya, kanal-kanal -yang berupa frekuensi- yang sama dapat digunakan secara berulangulang di sel-sel tertentu pada jarak antar sel tertentu pula, melaui pertimbangan yang matang sehingga pengaruh interferensinya (saling ganggu bertumpang tindih) dapat diabaikan. Penggunaan frekuensi yang sifatnya berulang ini dalam sistem seluler dinyatakan dengan sel berbentuk heksagonal yang mempunyai tanda huruf atau dapat juga berupa tanda angka yang sama. Pemancar di setiap sel disebut stasiun induk (Base Station), yang sering disingkat dengan BTS (Base Transceiver Station) atau RBS (Radio Base Station). Pesawat teleponnya yang dapat ditaruh di saku sehinga dapat dibawa ke manamana disebut pesawat bergerak ‘mobile station’ yang disingkat MS, atau mobile phone, yang istilah populernya di media massa disebut handphone dengan singkatan populer “HP”, Istilah lazim untuk di Indonesia adalah ‘ponsel’, singkatan dari ‘telepon seluler’.


2. Tahap Perkembangan Generasi Telepon Seluler

Sistem seluler generasi pertama masih memakai teknologi analog. Sistem yang dikembangkan di Eropa dan Jepang bersamaan waktunya dengan yang di Amerika, yakni Advance Mobile Phone Sistem (AMPS). Di Inggris dikembangkan Total Access Communication Sistem (TACS), di Skandinavia: Nordic Mobile Telephone Sistem, (NMT) di Jepang: Nippon Advanced Mobile Telephone Service (NAMTS). Jerman Barat (negara Jerman waktu itu masih terbagi menjadi dua; Jerman Barat dan Jerman Timur) mengembangkan NETZ-C (C-450).

Kemampuan standar masing-masing sistem tersebut di atas relatif sama tetapi spesifikasi operasionalnya secara teknik tidak mendunia, karena sistem dipilih dan dikembangkan di masing-masing negara untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri, termasuk pilihan frekuensinya yang ditentukan oleh pita frekuensi radio yang tersedia di setiap negara secara sendirisendiri. Walaupun konsep penggunaan sel dalam komunikasi seluler secara teori memberikan kapasitas layanan komunikasi yang tidak terbatas melalui pemecahan sel jika komunikasi di suatu wilayah sudah padat, di dalam prakteknya, para operator tetap menghadapi kesulitan sejak dimulainya penggunaan radio seluler tahun 1990-an. Logikanya jika komunikasi semakin padat maka harus dibuat sel-sel baru yang ukurannya semakin lama menjadi makin kecil. Akan terjadi ganguan interferensi biaya nya mahal untuk mendirikan BTS di lokasi padat dengan posisi fisik yang terbaik. Selain alasan ini, di Eropa misalnya, dengan banyak negara dan penduduknya sering bepergian melintas antar negara, tidak akan memungkinkan bagi mereka menggunakan telepon seluler yang sama di negara tetangga yang dilintasi atau dikunjunginya. Dari keterbatasn inilah yang memunculkan komunikasi seluler generasi kedua, dengan kapasitas layanan yang lebih besar serta tingkat kesesuaian (kompatibiltas ) antar beberapa negara. Sistem seluler generasi kedua yang menggunakan teknik digital secara global ada empat macam, yakni 1. di Eropa, yang juga digunakan secara internasional; Groupe Speciale Mobile (GSM) yang yang kini lebih dikenal dengan Global Sistem for Mobile; 2. di Amerika Utara; North American Digital Cellular (NADC) yang dikenal dengan IS-54. 3. di Jepang; Japanese Digital Cellular (JDC). GSM yang kita kenal sekarang ini melalui nama layanan komunikasi di Indonesia seperti TELKOMSEL dengan kartu “simpati”-nya, dan PT INDOSAT dengan “mentari”-nya, dan PT EXELCOMINDO dengan “Pro-XL”-nya merupakan sistem komunikasi seluler standar generasi kedua, .yang bertujuan untuk mengatasi masalah sistem yang operasionalnya secara teknis tidak bersesuaian, yang terjadi pada pada sistem seluler generasi pertama di Eropa, yang berlaku Eropa dalam pita 900 Mhz . di Eropa, GSM pertama kali diperkenalkan di benua Eropa tahun 1991. Menjelang akhir tahun 1993, beberapa negara non-Eropa seperti di Amerika Selatan, Asia dan Australia ternyata mengacu ke teknik yang digunakan GSM, yakni DCS 1800, yang menangani layanan komunikasi personal, yang disebut Personal Communication Services (PCS) di pita 1,8 GHz sampai 2,0 GHz. Kemampuan GSM dibanding sistem yang sudah lebih dulu ada adalah penggunaan modul identitas pelanggan yang disebut Subscriber Identity Module (SIMcard), yang merupakan peranti memori yang menyimpan informasi seperti nomor identifikasi (telepon) pelanggan, jaringan dan negara-negara tempat pelanggan berhak dilayani, kunci-kunci pribadi, dan informasi khusus bagi pengguna. SIM yang merupakan kartu cerdas berukura sekitar 2 x 3 cm ini dimasukkan ke dalam setiap telepon GSM yang dapat dilepas dan dibawa kemanamana. Setiap ponsel GSM merek apapun tidak dapat dioperasikan tanpa SIM yang dimasukkan ke dalamnya. Kemampuan kedua GSM yang mengherankan adalah keraha-siaan di udara yang disediakan oleh sistem. Tidak seperti telepon seluler analog yang bersifat FM, yang dapat disadap,orang tidak bisa menyadap atau turut mendengarkan transmisi radio GSM. Kerahasiaan ini dibentuk oleh teknik yang dienkripsi digital (diacak dengan kode tertentu) di pemancar GSM, sesuai dengan kunci kriptografi tertentu yang hanya diketahui oleh operator. Kunci ini dapat diubah-ubah untuk setiap pengguna. Setiap operator dan pabrik pembuat GSM harus menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding) sebelum mengembangkan peralatan GSM maupun menyebarkan layanan sistemnya. Nota kesepakatan ini merupakan perjanjian internasional yang memungkinkan terciptanya pembagian algoritma kriptografi dan informasi yang menjadi haknya antara negara-negara, dengan para operatornya. Setiap ponsel GSM kan diberi nomor identitas khusus yang disebut dengan singkatan IMEI (International Mobile Equipment Identity) berupa deretan angka sepanjang 15 digit, atau IMEISV (International Mobile Equipment Identity and Software Version Number) 16 digit. IMEI maupun IMEISV memiliki sebuah struktur yang mencakup sandi persetujuan tipenya yang disingkat dengan TAC (type approval code) dan kode perakitan finalnya yang disebut FAC (final assembly code)


3. Sel-sel Menggunakan Kanal Frekuensi Berulang
Karena Sistem radio seluler menerapkan sistem sel yang memiliki cakupan wilayah layanan yang tidak begitu luas, maka kanal-kanal frekuensi transmsinya dapat digunakan berulang-ulang pada jarak antar sel tertentu. Jarak antar sel ini mempertimbangakan batas minimum yang diperhitungkan tidak mungkin akan terjadi antara kanal yang berfrekuensi sama. Setiap BTS sebagai pusat dari sebuah sel akan diberi alokasi sekelompok kanal radio BTS di sel-sel yang berbatasan dengannya akan memperoleh seke-lompok kanal atau frekuensi lain yang sama sekali berbeda dengan sel-sel yang mengitarinya. Jatah frekuesi keseluruhan yang diberikan oleh pemerintah kepada sistem (operator) akan dihabiskan dengan cara dibagi-bagi dalam ‘sekelompok sel’ yang disebut ‘cluster’. Pada cluster yang saling bertetangga ini, sel yang memiliki frekuensi kanal yang sama disebut ‘co-channel cell’. Analisis tentang perancangan, pemilihan dan alokasi kelompok-kelompok kanal bagi semua BTS yang akan dibangun oleh operator telekomu-nikasi disebut ‘penggunaan ulang frekuensi’ atau disingkat dengan ‘perulangan frekuensi’ saja. Pada gambar 11.3. mengilustrasikan peta perulangan frekuensi, yang ditandai dengan pemberian label atau penomoran sel-sel dengan label atau nomor sama. Bentuk heksagonal seperti yang diilustrasikan pada Gambar 11.3 di bawah untuk menggambarkan sebuah sel merupakan bentuk penyederhanaan model cakupan radio dari sebuah BTS, yang telah umum digunakan untuk mempermudah analisis secara matematik pada sistem seluler. Persamaan matematika untuk jatah kanal radio yang diberikan kepada operator telekomunikasi dinyatakan dengan :




Persamaan tersebut menyatakan bahwa jatah frekuensi yang diberikan kepada operator adalah jatah kanal frekuensi yang ada di setiap sel, dikalikan dengan jumlah sel dalam satu kelompok, ini diasumsikan bahwa setiap sel memiliki jumlah kanal yang sama. Dengan demikian, sekelompok sel (nomor sel 1 sampai dengan 7) yang yang disebut cluster inilah yang secara kolektif menggunakan jatah frekuensi keseluruhan yang dimiliki oleh operator. Dalam penggunaan ulang frekuensi, sel yang nomornya sama memiliki kanal frekuensi yang sama. Inilah yang disebut penggunaan ulang frekuensi.

4. Penduplekan dalam Kawasan Waktu dan Frekuensi
Agar dapat dilakukan komunikasi secara duleks penuh, yakni berbicara dan mendengar secara serentak, dibutuhkan dua saluran atau kanal sekaligus yang disebut penduplekan Penduplekan dengan cara menggunakan frekuensi yang berbeda antara kanal terima dan kanal kirim disebut ‘penduplekan divisi frekuensi’ atau FDD. Di sini, untuk setiap pengguna disediakan dua pita frekuensi untuk kanal komunikasinya. Pita tuju (kanal kirim) digunakan sebagai kanal penghubung dari BTS ke pesawat komunikasi, pita balik (kanal terima) digunakan sebagai kanal penghubung dari pesawat komunikasi ke BTS.. Jarak rentang pemisahan frekuensi antara kanal tuju dan kanal balik memiliki nilai yang tetap di dalam keseluruhan sistemnya, tidak bergantung pada nomor-nomor kanal yang digunakan. Cara lain untuk menciptakan penduplekan adalah dalam kawasan waktu, yang disebut ‘penduplekan divisi waktu’ atau disingkat dengan TDD. Komunikasi dikirim pada waktu yang berbeda, tetapi pada frekuensi yang sama. Jika waktu pemisahan antara kanal tuju dan kanal balik yang menggunakan frekuensi yang sama ini bernilai cukup kecil yang disebut dengan -slot waktu-, maka pengiriman dan penerimaan percakapanyang sudah berupa data digital yang berbentuk bit-bit, akan terdengar serentak dalam waktu yang bersamaan oleh para penggunanya, perbedaannya tidak terasa.

5. Perkembangan Sistem Komunikasi Bergerak
Perkembangan teknologi elek-tronika dalam perangkat keras yang semakin lama menjadi semakin kecil bentuknya dan semakin canggih bekerjanya mendorong perkembangan yang pesat pula dalam sistem komunikasi bergerak. Dorongan perkembangan komunikasi bergerak juga terkait dengan faktorfaktor seperti : adanya tuntutan dari segi kemudahan berkomunikasi dan kapasitas sistem, teknologi yang lebih murah, ukuran fisik sistem dan piranti yang lebih kecil dengan peningkatan kemampuan komunikasi yang sedapat mungkin mendekati kemampuan komunikasi yang menggunakan transmisi kabel, yang berdimensi multimedia (suara, data, grafik dan gambar). Evolusi komunikasi nirkabel bergerak tampaknya sudah akan mulai masuk ke generasi keempat. Pada sistem seluler generasi pertama, transmisi data percakapan analog antara BTS ataubstasiun induk di setiap sel dengan pengguna ponselnya memiliki laju rendah, dan tidak efisien. Tetapi , penyalurannya dari BTS ke MSC, (mobile switching center) atau Sentral Telepon. Sinyal-sinyal percakapan biasanya di-digitalkan menggunakan format pemulti-plekan divisi waktu (TDM) yang sudah distandarkan, dan selalu berbentuk digital dalam penyaluran selanjutnya dari MSC ke PSTN. Sistem nirkabel pada tahap generasi kedua sudah menerapkan modulasi digital dengan kemampuan pemrosesan panggilan yang telah dikembangkan lagi. Contohnya adalah sistem GSM, sistem standar digital TDMA dan CDMA Amerika Serikat, atau sesuai dengan nama yang diberikan oleh Asosiasi Industri Telekomunikasi Amerika, yakni IS-54, dan IS-95, sistem CT2 untuk Inggris, Personal Access Communication Sistem (PACS) dan DECT yang merupakan standar Eropa untuk telepon nirkabel maupun perkantoran. Sistem arsitektur pada generasi kedua ini telah memungkinkan antarmuka data antara BTS dengan MSC distandardisasikan sehingga para operator dapat menggunakan peralatan MSC maupun BSC yang berasal dari pabrik pembuat yang berbeda-beda, sehingga ada pasar bebas untuk bersaing bagi industroi pembuat perangkat telekomunikasi bergerak.. Jika pada sistem komunikasi generasi pertama yang terutama dirancang untuk percakapan, jaringan-jaringan nirkabel generasi kedua secara khusus sudah dirancang untuk dapat pula melakukan fungsi radio panggil, layanan data lainnya seperti faksimil, dan pesan singkat (SMS) Sistem komunikasi bergerak generasi ketiga menggunakan jaringan digital layanan terpadu berpita lebar (B-ISDN) untuk mengakses jaringan-jaringan informasi, seperti: internet dan basis data publik maupun data pribadi Munculnya berbagai istilah seperti Personal Communication Sistem (PCS) dan Personal Communication Network (PCN) menandai munculnya sistem generasi ketiga bagi perangkatperangkat genggam (ponsel)-nya. Nama lain dari PCS ini termasuk Future Public Land Mobile Telecommunication Sistems (FPLMTS) untuk penggunaan di seluruh dunia, yang juga dikenal dengan nama International Mobile Telecommunication 2000 (IMT 2000), dan Universal Mobile Telecommunication Sistem (UMTS). IMT 2000 adalah generasi ketiga yang ditetapkan oleh ITU (International Tele- comunication Union) atau Perserikatan Telekomunkasi Dunia. Generasi ketiga mulai dipersiapkan sejak tahun 1992 ketika ITU menetapkannya dengan nama ‘IMT-2000’. Angka 2000 memiliki tiga arti, yakni menyatakan tahun ketika layanannya mulai tersedia di lapangan, rentang frekuensi dalam MHz yang akan digunakan, dan laju data dalam satuan kbps. Dalam perkembanganya, menginjak tahun 2002, Amerika di bagian utara telah meng-gunakan frekuensi yang direkomendasikan bagi IMT 2000 untuk layanan lain, dan kecepatan tinggi hanya dapat disediakan melalui sel-sel yang sangat kecil yang disebut dengan sel piko yang berada di dalam ruangan maupun di dalam bangunan. Dengan begitu Walaupun ITU telah mendeskripsikan IMT 2000 sebagai sebuah standar tunggal yang bersifat mendunia, tetapi penentu kebijakan bidang telekomunikasi di beberapa negara, pabrik-pabrik pembuat peralatan dan para operator tidak dapat mencapai kesepakatan. Akibatnya IMT-2000 memiliki tiga mode operasi,yakni “code division multiple accesss” atau CDMA , “wide code division multiple accesss“ atau disingkat WCDMA dan “time division multiple access atau TDMA, yang tidak menjamin telepon dari satu mode akan dapat dioperasikan pada modemode lainnya. Di Eropa generasi ketiga diberi nama UMTS (Universal Mobile Telecommunication Sistem) Teknologi sistem komunasi nirkabel generasi keempat (G4) masih mengambil beberapa teknologi yang belum matang benar, karena masih dikembangkan. Kunci di antaranya adalah antena BTS yang memilki karakter dandanan (array) adaptif. Antena yang adaptif ini mampu menyediakan penguatan yang tinggi sehingga dapat mengoptimalkan ukuran ponselnya dan konsumsi dayanya, serta akan memperkecil kemungkinan terjadinya interferensi dari perangkatperangkat atau terminal-terminal lain dalam wilayah sel yang sama. Dalam hal kemampuan layanannya, ia dapat menyediakan layanan sistem video yang bergerak secara penuh yang dapat dipasang pada kacamata. NT DoCoMo, peratr layanan komunikasi yang beroperasi di Jepang mengemukakan bahwa kemampuan komunikasinya begitu luas dan bervariasi ,yang dapat disingkat dengan kata “MAGIC”, yang merupakan akronim dari rentetan kata yang panjang, yakni: Mobile Multimedia solution available Anytime, Anywhere to Anyone, but which has Global Mobility support, and Integrated wireless solution and Customized personal service. Kegiatan komunikasi yang dilakukan di dalam kendaraan yang bergerak dalam kecepatan tinggi memungkinkan sistemnya dapat bekerja dalam kecepatan sampai 2 Mbps.,untuk pengguna yang berkomunikasi sambil berjalan kaki atau yang berada di rumah, kecepatannya bisa mencapai 20 Mbps.

Dalam sistem GSM, ponsel pengguna berkomunikasi dengan telepon lainya melalui subsistem yang disebut BSS (Base Station Subsystem) . BSS ini merupakan pengatur jalur transmisi radio antara ponsel dengan sentral telepon GSM yang disebut MSC (Mobile Station Center). BSS mencakup BTS (Base Transceiver Station) dan BSC (Base Station Controler) . BSC merupakan pembantu MSC yang menangani ponsel yang akan berpindah kanal dari BTS satu ke BTS lainnya ketika ponsel tersebut bergerak keluar dari batas jangkauan sel BTS satu ke batas jangkauan sel milik BTS lainnya, yakni pindah sel atau pindah kanal frekuensi. Istilahnya disebut “hand-over” (pindah penanganan). Dengan demikian BSC ini mengendalikan beberapa BTS. Ada BTS yang memiliki lokasi fisik yang sama dengan BSC, ada pula BTS yang terpisah jauh dengan BSC-nya. Perlu diketahui bahwa sistem seluler sebelum GSM tercipta, seperti pada AMPS misalnya, pindah kanal (pindah sel atau pindah BTS) yang istilahnya disebut “hand-off” langsung ditangani oleh MSC (sentral telepon), sehingga MSC memiliki pekerjaan terlalu berat. Dari penjelasan ini diagram blok system GSM dapat diilustrasikan seperti Gambar 11.4. Apabila subsistem BSS menangani komunikasi jalur radio (komunikasi melalui udaraa0 antara ponsel dengan sentral teleponnya yang disebut dengan MSC, maka hubungan selanjutnya antara MSC dengan sentral telepon kabel (misalnya PT TELKOM) atau pun MSC lainnya, baik MSC milik perator yang sama atau milik operator lainnya (misalnya dari MSC milik PT INDOSAT ke MSC milik PT TELKOMSEL atau PT EXELCOMINDO, ditangani oleh subsitem yang disebut dengan Network Switching Subsystem (NSS).


6. Sistem GSM 235
Selain menangani penyakelaran percakapan antara sistem GSM dan jaringan luar lainnya, NSS juga menangani BSC dalam subsistem radio, dalam hal tanggung jawabnya untuk meng-atur dan menyediakan akses keluar bagi beberapa basis data pelanggan. Jelasnya, MSC merupakan bagian inti di dalam NSS, yang mengendalikan lalu lintas komunikasi di antara semua BSC. Ada tiga basis data yang yang dimiliki NSS, yakni Home Location Register (HLR), Visitor Location Register (VLR), dan Authentication Center (AUC). HLR merupakan basis data di MSC yang menyimpan informasi pelanggan dan informasi setiap pengguna yang berlokasi dan terdaftar dalam sistem GSM di kota tempat MSC tersebut berada. Setiap pelanggan sistem GSM memang memiliki sauatu identitas yang disebut International Mobile Subscriber Identity atau disingkat dengan IMSI. Identitas berbentuk angka-angka ini digunakan untuk mengidentifikasi tempat atau lokasi pengguna terdaftar di suatu MSC, misalnya Yogya-karta, Jakarta, Semarang atau kota lainnya.

Sementara itu, basis data lainnya yang bernama VLR merupakan basis data yang berfungsi menyimpan informasi pelanggan yang sifatnya sementara, dan IMSI setiap pelanggan yang menjelajah dan mengunjungi wilayah sebuah MSC, yang bukan MSC tempat ia didaftar pertama kalinya oleh operator. Contoh pelanggan yang tedaftar di MSC di Jakarta sebagai lokasi rumahnya (home location) ketika bepergian ke Yogyakarta, maka MSC di Yogyakarta akan ber-posisi sebagai MSC yang di-kunjungi, atau dengan kata lain, pelanggan tersebut merupakan pendatang bagi MSC di Yogyakarta. VLR ini dihubungkan dengan beberapa MSC dalam cakupan wilayah geografi layanan yang dimiliki oleh operator GSM yang bersangkutan. Ketika seorang pelanggan yang menjelajah atau bepergian ini tercatat di MSC yang dikunjunginya, maka MSC tersebut akan mengirim informasi yang diperlukan ke HLR pelanggan yang sedang mengunjunginya. Dampaknya adalah setiap percakapan ke ponsel yang sedang menjelajah dapat dirutekan secara tepat melalui PSTN, oleh HLR pesawat tersebut, sehingga perhitungan tarif teleponnya dapat disesuaikan. Semakin jauh meninggalkan rumahnya,semakin tinggi tarif percakapannya, kecuali operator memprogram lain. Basis data yang ketiga dinamai “AuC”, yakni basis data yang benar-benar dilindungi oleh operator, karena ia dipakai untuk menangani otentikasi (identitas) dan kunci-kunci enkripsi (pengacakan bit-bit komunikasi untuk menghindari penyadapan telepon) bagi setiap pelang-gannya, baik di HLR maupun VLR. AUC memiliki berisi sebuah register yang disebut Equipment Identity Register (EIR) yang mengidentifikasi telepon-telepon genggam yang telah dicuri orang (berdasar laporan pelangan ke operator teleponnya), maupun diubah dengan tidak sah, yang mengirimkan data identitas yang tidak sesuai dengan informasi yang telah disimpan dalam HLR maupun VLR. Dengan cara ini, maka permintaan komunikasi oleh sebuah ponsel dapat saja dilayani atau tidak dilayani oleh operator karena masuk dalam daftar hitam di sistemnya. Subsistem GSM yang ketiga disebut: Operation Support Subsystem (OSS), sesuai dengan namanya, yakni system operasi pendukung layanan. Setiap OSS menangani satu atau beberapa pemeliharaan operasi atau Operation Maintenance Center (OMC) yang digunakan untuk memantau dan memelihara kinerja setiap ponsel (MS), BS, BSC dan MSC . fungsi OMC ini di antaranya adalah untuk :

x Menangani kerja /memelihara
perangkat keras
telekomunikasi dan operasi
jaringan;
x Mengatur semua prosedur
penghitungan biaya
telekomunikasi (billing system);
x Mengatur semua ponsel yang
berada dalam sistem.

Dalam setiap sistem GSM, OMC-lah memiliki kewenangan untuk mengatur berbagai parameter BTS dan prosedur penghitungan biaya percakapannya, juga memberikan kemampuan kepada operatornya untuk menentukan kinerja dan kemampuan setiap ponsel milik para pelanggan atau penggunanya.

 4. Komunikasi Data Nirkabel 238


Kebutuhan komunikasi data nirkabel didorong oleh masalah yang berkaitan dengan kepraktisan, karena keruwetan penggunaan kabel dapat dihin-dari. Komputer (desktop maupun laptop) dapat dihubung ke printer maupun jaringan local yang dikenal dengan LAN tanpa menggunakan kabel. Para pengguna komputer dapat terhubung ke LAN dengan mudah melalui media frekuensi radio (RF) ataupun sinar merah infra (IR). Sejak tahun 1991, standar komunikasi LAN nirkabel dibahas oleh komite Institusi perekayasa elektro dan elektronika, yang bernama ‘Institute of Electrical and Electronic Engineers’ (IEEE), yang dikenal dengan IEEE 802.11. Hal-hal yang distandarkan mencakup karakteristik jangkauan, persyaratan throughput, prosedur dan media transmisinya. Adanya standar ini akan memper-mudah perancangan yang produk barangnya dapat bersaing secara bebeas di pasar. dan terjadinya ketidaksesuaian kerja produk dari berbagai pabrik pembuat pun dapat dihindari. Sekarang ini, sebagian produk nirkabel yang berwilayah lokal beroperasi pada pita frekuensi tanpa lisensi 2,4 GHz, yang memiliki keterbatasan, yakni lebar pitanya hanya 80 MHz, dan anjurkan untuk menggunakan teknologi spektrum tersebar, serta piranti pengguna LAN nirkabel harus tidak menginterferensi berbagai sistem milik para pemegang ijin frekuensi. Adanya keterbatasan pada frekuensi 2,4 GHz ini menyebabkan badan pemberi lisensi frekuensi di beberapa negara tertentu kemudian mengalokasikan spektrum frekuensi pada pita yang lebih tinggi lagi, yakni 5 GHz. Berbagai nama layanan komunikasi da nirkabelini misalnya adalah: IEEE 802.11, IEEE 802.11a, IEEE 80211b, HiperLAN1, Bluetooth dan masih banyak lagi.






 5. Teknologi Menuju 3G 


1 Munculnya Teknologi 1G
2 Menuju ke Generasi Kedua Telekomunikasi Bergerak
3. Menuju Generasi dua Setengah
4. Teknologi 3G
5. Teknologi 3,5G
6. Teknologi 4G



Apa itu 3G? Untuk menjawab itu kita ingat yang namanya komunikasi nirkabael (wireless). 3G adalah merujuk pada komunikasi nirkabel generasi berikutnya, yang membawa nama dari sesuatu dari teknologi dengan piranti komunikasi bergerak. Tujuan dari 3G atau “third generation” adalah untuk menyalurkan kemampuan kapabilitas kecepatan data yang lebih tinggi terhadap piranti komunikasi bergerak pada luasan secara geografi lebih luas. Kecepatan data di atas 2 Mega bits per detik akan memadai pada beberapa daerah. Di samping itu tujuan 3G adalah menjadikan piranti ini memiliki keseragaman dalam hal mobilitasnya, sehingga di manapun piranti itu di bawa tetap memberikan kualitas yang baik.



1 Munculnya Teknologi 1G
Teknologi komunikasi bergerak muncul pertama kali dengan sistem analog. Teknologi ini dikenal dengan sistem AMPS (Advanced Mobile Phone System). AMPS digolongkan dalam generasi pertama teknologi telekomunikasi bergerak yang menggunakan teknologi analog dimana AMPS bekerja pada band frekuensi 800 Mhz dan menggunakan metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access). Pada sistem FDMA, pengguna dibedakan berdasarkan frekuensi yang digunakan. Setiap pengguna menggunakan kanal sebesar 30 KHz. Ini berarti tidak boleh ada dua pengguna yang menggunakan kanal yang sama baik dalam satu sel maupun sel tetangganya. Oleh karena itu AMPS akan membutuhkan alokasi frekuensi yang besar. Saat itu kita sudah memakai handphone tetapi masih dalam ukuran yang relatif besar dan baterai yang besar karena membutuhkan daya yang besar.



2 Menuju ke Generasi Kedua Telekomunikasi Bergerak
GSM(Global System for Mobile Communications) mulai menggeser AMPS diawal tahun 1995, GSM menggunakan teknologi digital. Ada beberapa keunggulan menggunakan teknologi digital dibandingkan dengan analog seperti kapasitas yang besar,sistem security yang lebih baik dan layanan yang lebih beragam. GSM menggunakan teknologi akses gabungan antara FDMA (Frequency Division Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access) yang awalnya bekerja pada frekuensi 900 Mhz dan ini merupakan standard yang pelopori oleh ETSI (The European Telecommunication Standard Institute) dimana frekuensi yang digunakan dengan lebar pita 25 KHz Pada band frekuensi 900 Mhz. Pita frekuensi 25 KHz ini kemudian dibagi menjadi 124 carrier frekuensi yang terdiri dari 200 KHz setiap carrier. Carrier frekuensi 200 KHz ini kemudian dibagi menjadi 8 time slot dimana setiap user akan melakukan dan menerima panggilan dalam satu time slot berdasarkan pengaturan waktu.

3. Menuju Generasi dua Setengah
Pada awalanya akses data yang dipakai dalam GSM sangat kecil hanya sekitar 9.6 kbps karena memang tidak dimaksudkan untuk akses data kecepatan tinggi. Teknologi yang digunakan GSM dalam akses data pada awalnya adalah WAP (Wireless Application protocol) tetapi tidak mendapat sambutan yang baik dari pasar. Kemudian diperkenalkan teknologi GPRS (General Packet Data Radio Services) pada tahun 2001 di Indonesia. Secara teoritis kecepatan akses data yang dicapai dengan menggunakan GPRS adalah sebesar 115 Kbps dengan throughput yang didapat hanya 20-30 kbps. GPRS juga memungkinkan untuk dapat berkirim MMS (Mobile Multimedia Message) dan juga menikmati berita langusng dari Hand Phone secara real time.Pemakaian GPRS lebih ditujukan untuk akses internet yang lebih flexibel dimana saja,kapan saja, kita dapat melakukannya asalkan masih ada sinyal GPRS.


4. Teknologi 3G
Teknologi 3G (dibaca : triji) adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris : thirdgeneration technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel (wireless). Perkembangan teknologi nirkabel dapat dirangkum sebagai berikut : 1. Generasi pertama: analog, kecepatan rendah (low-speed), cukup untuk suara. Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System) 2. Generasi kedua: digital, kecepatan rendah - menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT 3. Generasi ketiga: digital, kecepatan tinggi (high-speed), untuk pita lebar (broadband). Contoh: W-CDMA (atau dikenal juga dengan UMTS) dan CDMA2000 1xEV-DO. Antara generasi kedua dan generasi ke-3, sering disisipkan Generasi 2,5, yaitu digital, kecepatan menengah (hingga 150 Kbps). Teknologi yang masuk kategori 2,5G adalah layanan berbasis data seperti GPRS (General Packet Radio Service) & EDGE (Enhance Data rate for GSM Evolution) pada domain GSM dan PDN (Packet Data Network) pada domain CDMA.



Secara umum, ITU-T,
sebagaimana dikutip oleh FCC
mendefinisikan 3G sebagai
sebuah solusi nirkabel yang bisa
memberikan kecepatan akses :
1. Sebesar 144 Kbps untuk
kondisi bergerak cepat
(mobile).
2. Sebesar 384 Kbps untuk
kondisi berjalan (pedestrian).
3. Sebesar 2 Mbps untuk kondisi
statik di suatu tempat.
Pada saat ini ada dua
cabang dari pengembangan 3G,
yaitu dari sisi GSM (Global
System for Mobile Communication)
yang dipelopori oleh 3G
Partnership Project dan CDMA
(Code Division Multiple Access)
yang dipelopori oleh 3G
Partnership Project 2 (3GPP2).
Kedua teknologi tidak kompatibel
dan sesungguhnya saling berkompetisi.

Salah satu alasan me-ngapa
layanan 3G dapat membe-rikan
throughput yang lebih besar
adalah karena penggunaan
teknologi spektrum tersebar yang
memungkinkan data masukan
yang hendak ditransimisikan
disebar di seluruh spektrum frekuensi.
Selain mendapatkan pita
lebar yang lebih besar, layanan
berbasis spektrum tersebar jauh
lebih aman daripada timeslot
dan/atau frequency slot.
Jaringan 3G tidak
merupakan upgrade dari 2G;
operator 2G yang berafiliasi
dengan 3GPP perlu untuk
mengganti banyak komponen
untuk bisa memberikan layanan
3G. Sedangkan operator 2G yang
berafiliasi dengan teknologi
3GPP2 lebih mudah dalam
upgrade ke 3G karena berbagai
network element nya sudah
didesain untuk ke arah layanan
nirkabel pita lebar (broadband
wireless). Layanan 3G juga telah
digembar-gemborkan namun
pada kenyataannya, banyak
ditemui kegagalan. Negara
Jepang dan Korea Selatan adalah
contoh dimana layanan 3G
berhasil. Hal ini sangat mungkin
disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Dukungan pemerintah.
Pemerintah Jepang tidak mengenakan
biaya di muka
(upfront fee) atas penggunaan
lisensi spektrum 3G atas
operator-operator di Jepang
(ada tiga operator: NTT
Docomo, KDDI dan
Vodafone). Sedangkan pemerintah
Korea Selatan, walau
pun mengenakan biaya di
muka, memberikan insentif
dan bantuan dalam pengembangan
nirkabel pita lebar
(Korea Selatan adalah negara
yang menggunakan Cisco
Gigabit Switch Router
terbanyak di dunia) sebagai
bagian dalam strategi pengembangan
infrastruktur.
2. Kultur masyarakatnya.
Layanan video call, yang
diramal menjadi killer
application tidak terlalu banyak
digunakan di kedua negara
tersebut. Namun, layanan
seperti download music dan
akses Internet sangat digemari.
Operator seperti NTT
Docomo (Jepang) memberikan
layanan Chaku Uta untuk
download music. Sedangkan
di Korea, layanan web
presence seperti Cyworld
yang diberikan oleh SK Tel,
sangat digemari. Dengan
layanan ini, pelanggan bisa
mengambil foto dari handset
dan langsung memuatnya ke
web portal miliknya di
Cyworld. Layanan ini
kemudian ditiru oleh Flickr
dengan handset N73.
3. Keragaman layanan konten.
Docomo dan SKTel tidak
menggunakan WAP standar
sebagai layanan konten nya.
Docomo mengembangkan
aplikasi browser yang disebut
iMode, sedangkan SKTel
mempunyai June dan Nate.
Jaringan Telepon Telekomunikasi
selular telah
meningkat menuju penggunaan
layanan 3G dari 1999 hingga
2010. Jepang adalah negara
pertama yang mem-perkenalkan
3G secara nasional dan transisi
menuju 3G di Jepang sudah
dicapai pada tahun 2006. Setelah
itu Korea menjadi pengadopsi
jaringan 3G pertama dan transisi
telah dicapai pada awal tahun
2004, memimpin dunia dalam
bidang telekomunikasi.
Operator dan jaringan UMTS
Pada tahun 2005, evolusi jaringan
3G sedang dijalankan untuk
beberapa tahun dika-renakan
kapasitas yang terbatas dari
jaringan 2G yang ada. Jaringan
2G diciptakan dengan tujuan
utama adalah data suara dan
transmisi yang lambat.
Dikarenakan cepatnya arus
perubahan pada permintaan
pengguna, kebutuhan akan
nirkabel mereka tidak terpenuhi.
"2.5G" (Dan juga 2,75G)
adalah teknologi seperti
pelayanan data i-mode, telepon
berkamera, pertukaran rangkaian
data berkecepatan tinggi (atau
disebut juga High-Speed CircuitSwitched
Data atau disingkat
HSCSD) dan Pelayanan paket
radio umum (atau dikenal dengan
General Packet Radio Service
atau GPRS)diciptakan untuk
menyediakan beberapa funsi
utama seperti jaringan 3G, tapi
tanpa transisi penuh ke jaringan
3G. Pelayanan-Pelayanan ini
diciptakan untuk memperkenalkan
kemungkinan dari penerapan
teknologi nirkabel untuk pengguna
dan penigkatan permintaan untuk
pelayanan 3G.
Ada beberapa pemahaman
yang salah tentang 3G di dalam
masyarakat umum.
1. Layanan 3G tidak bisa tanpa
ada cakupan layanan 3G dari
operator. Hanya membeli
sebuah handset 3G, tidak
berarti bahwa layanan 3G
dapat dinikmati. Handset
dapat secara otomatis pindah
jaringan 3G bila, pelanggan
tidak menerima cakupan 3G.
Sehingga bila sedang
bergerak dan menggunakan
layanan video call, kemudian
terpaksa berpindah ke
jaringan 2G, maka layanan
video call akan putus.
2. Layanan 3G berada pada
frekuensi 1.900 Mhz. ITU-T
memang mendefinisikan
layanan 3G untuk GSM pada
frekuensi 1.900 Mhz dengan
lebar pita 60 Mhz. Pada umumnya, teknologi berbasis CDMA 2000 menggunakan spektrum frekuensi 800 Mhz, atau dikenal sebagai spektrum PCS (Personal Communication System)


5. Teknologi 3,5G
3,5 adalah teknologi mobile broadband yang berbasis HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access) yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan (initial data transmission speed) hampir sepuluh kali lipat dari kecepatan teknologi 3G. Akses data melalui jaringan 3G hanya mampu menyediakan kecepatan mak-simal 384 Kilobit per second (KBps), sedangkan teknologi HSDPA menawarkan akses dengan kecepatan maksimal hingga 3,6 Megabit per second (mbps). 3,5G merupakan penyempurna teknologi sebelumnya, yaitu 3G, karena 3,5G menutupi semua keterbatasan 3G. Misalnya, menggunakan layanan video call berbasis 3,5G tidak akan lagi terjadi delay suara maupun delay pada tayangan wajah lawan bicara di layar ponsel seperti di jaringan 3G, sehingga ber-video call melalui jaringan 3,5G jauh lebih terkesan live. Selain itu, teknologi ini juga memungkinkan penggunanya untuk mendownload beragam sajian multimedia, seperti streaming video, streaming musik, mobile TV, online game, download karaoke dengan kecepatan tinggi, sambil tetap melakukan video call dengan mulus tanpa terganggu proses transfer datanya. 3,5G berbasis HSPDA dikembangkan dari W-CDMA (Wideband CDMA) dan memberikan jalur evolusi untuk jaringan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS). Dikatakan demikian, karena melalui HSDPA terbe-ntuklah saluran W-CDMA yang baru, yaitu high-speed downlink shared channel (HS-DSCH) yang hanya digunakan untuk transmisi beragam informasi arah bawah menuju ponsel. Berikut perbandingan kecepatan antara 3,5G dengan teknologi mobile broadband lainnya.



6. Teknologi 4G
4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: fourth-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada pengembangan teknologi telepon seluler. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah "3G and beyond". Teknologi 4G adalah istilah serapan dari bahasa Inggris : fourth-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan untuk menjelaskan pengembangan teknologi telepon seluler.

Perkembangan teknologi
nirkabel dapat dirangkum sebagai
berikut :
x Generasi pertama: hampir
seluruh sistem pada generasi
ini merupakan sistem analog
dengan kecepatan rendah
(low-speed) dan suara
sebagai objek utama. Contoh:
NMT (Nordic Mobile
Telephone) dan AMPS
(Analog Mobile Phone
System).
x Generasi kedua: dijadikan
standar komersial dengan
format digital, kecepatan
rendah - menengah. Contoh:
GSM dan CDMA2000 1xRTT.
x Generasi ketiga: digital,
mampu mentransfer data
dengan kecepatan tinggi
(high-speed) dan aplikasi
multimedia, untuk pita lebar
(broadband). Contoh: WCDMA
(atau dikenal juga
dengan UMTS) dan
CDMA2000 1xEV-DO.
Antara generasi kedua dan
generasi ketiga, sering disisipkan
Generasi 2,5 yaitu digital,
kecepatan menengah (hingga 150
Kbps). Teknologi yang masuk
kategori 2,5 G adalah layanan
berbasis data seperti GPRS
(General Packet Radio Service)
dan EDGE (Enhance Data rate for
GSM Evolution) pada domain
GSM dan PDN (Packet Data
Network) pada domain CDMA.
4G merupakan pengembangan
dari teknologi 3G. Nama
resmi dari teknologi 4G ini
menurut IEEE (Institute of
Electrical and Electronics
Engineers) adalah "3G and
beyond". Sebelum 4G, HighSpeed
Downlink Packet Access
(HSDPA) yang kadangkala
disebut sebagai teknologi 3,5G
telah dikembangkan oleh WCDMA
sama seperti EV-DO mengembangkan
CDMA2000. HSDPA
adalah sebuah protokol telepon
genggam yang memberikan jalur
evolusi untuk jaringan Universal
Mobile Telecommunications
System (UMTS) yang akan dapat
memberikan kapasitas data yang
lebih besar (sampai 14,4
Mbit/detik arah turun).
Sistem 4G akan dapat
menyediakan solusi IP yang
komprehensif dimana suara, data,
dan arus multimedia dapat sampai
kepada pengguna kapan saja dan
dimana saja, pada rata-rata data
lebih tinggi dari generasi
sebelumnya. Belum ada definisi
formal untuk 4G. Bagaimanapun,
terdapat beberapa pendapat yang
ditujukan untuk 4G, yakni: 4G
akan merupakan sistem berbasis
IP terintegrasi penuh. Ini akan
dicapai setelah teknologi kabel
dan nirkabel dapat dikenversikan
dan mampu menghasilkan
kecepatan 100Mb/detik dan
1Gb/detik baik dalam maupun luar
ruang dengan kualitas premium
dan keamanan tinggi.
4G akan menawarkan
segala jenis layanan dengan
harga yang terjangkau. Setiap
handset 4G akan langsung
mempunyai nomor IP v6 dilengkapi
dengan kemampuan
untuk berinteraksi internet
telephony yang berbasis Session
Initiation Protocol (SIP). Semua
jenis radio transmisi seperti GSM,
TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G 

akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio yang di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular. Integrasi voice dan data dalam channel yang sama. Integrasi voice dan data aplikasi SIP-enabled. Secara sederhana, dapat diartikan bahwa teknologi 1G adalah telepon analog/PSTN yang menggunakan seluler. Sementara teknologi 2G, 2.5G, dan 3G merupakan ISDN. Indonesia secara umum pada saat ini baru memasuki tahap 2.5G. Berkaitan dengan teknologi 4G, SIP adalah protokol inti dalam internet telephony[1] yang merupakan evolusi terkini dari Voice over Internet Protocol maupun Telephony over Internet Protocol. Teknologi tersebut banyak di perdebatkan oleh operator, pemerintah dan DPR belakangan ini. Tidak lama lagi internet telephony akan menjadi tulang punggung utama infrastruktur telekomunikasi. Teknologi internet telephony memungkinkan pembangun infrastruktur telekomunikasi rakyat secara swa-daya masyarakat (tanpa Bank Dunia, IMF maupun ADB) bahkan mungkin tanpa kontrol pemerintah sama sekali. Dengan teknologi SIP dalam 4G, nomor telepon PSTN hanyalah sebagian kecil dari identifikasi telepon. Bagian besarnya akan dilakukan menggunakan URL. Kita tidak lagi perlu bergantung pada nomor telepon yang dikendalikan oleh pemerintah untuk berkomunikasi via internet-telepon. Infrastruktr internet telephony memungkinkan kita untuk menyelenggarakan sendiri banyak hal tanpa tergantung lisensi pemerintah dan tidak melanggar hukum. Teknologi 4G juga akan menyebabkan kemunduran bagi teknologi Inernet Network (IN) yang saat ini merupakan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan berbagai provider. Hal tersebut disebabkan terbukanya jalur arus bawah yang dapat didownload dan diakses gratis dari internet.










Disqus comments