Praktek Automatic Transfer Switch (ATS) Menggunakan PLC - TeachMeSoft

Praktek Automatic Transfer Switch (ATS) Menggunakan PLC

Laporan Automatic Transfer Switch (ATS) Menggunakan PLC



BAB I PENDAHULUAN


1.1 Tujuan

Seterlah melakukan praktek ini mahasiswa mampu :
  1. Membuat rangkaian kontrol ATS dengan PLC CPM1A-30CDR-A-VI secara tepat dan benar. 
  2. Memahami rangkaian kontrol dan pengawatan ATS dengan menggunakan PLC.
  3. Memilih komponen yang ditentukan untuk rangkaian kontrol ATS sesuai dengan diskripsi kerja. 
  4. Menginstalasi rangkaian kontrol ATS dengan PLC CPM1A-30CDR-A-VI.
  5. Menginstalasi rangkaian start/stop otomatis pada genset. 
  6. Menguji rangkaian kontrol ATS yang telah dibuat. 
  7. Mencari dan memperbaiki gangguan pada rangkaian kontrol ATS.

1.2 Dasar Teori

       Untuk menjaga berlangsungnya ketersediaan sumber daya listrik pada beban listrik baik untuk industri, pusat perdagangan, perhotelan, maupun badan sosial diperlukan suatu sistem yang mampu menyalurkan tenaga listrik sedemikian rupa. Sehingga, bila salah satu sumber tenaga listrik mengalami gangguan, maka dapat diambil oleh sumber lainnya.
       Pada umumnya beban listrik mengambil sumber listrik dari PLN sebagai sumber utama dan genset sebagai sumber cadangan. Apabila PLN mengalami gangguan seperti pemadaman listrik, maka secara otomatis genset akan mengambil alih supply daya kebeban. Dan apabila PLN sudah menyala kembali, secara otomatis akan mengembalikan supply dari genset kembali ke PLN. Alat yang dapat mentransfer dari PLN ke genset kemudian dari genset ke PLN adalah ATS ( Automatic Transfer Switch ).
       Automatic Transfer Switch (ATS) adalah suatu alat yang berfungsi sebagai saklar pemindah yang bekerja secara otomatis. Biasanya digunakan sebagai saklar pemindah untuk sumber utama dan sumber listrik cadangan. Jika sumber listrik utama mengalami gangguan maka secara otomatis ATS akan memindahkan sumber listrik ke sumber listrik cadangan. ATS kebanyakan digunakan pada industri yang menggunakan beban yang cukup banyak.


BAB II PROSES PELAKSANAAN


2.1 Deskripsi Kerja


Saat kondisi normal, listrik disupply oleh PLN. Dalam kondisi ini genset melakukan pemanasan, pemanasan genset yang di maksud adalah pemanasan standby. kondisi ini ditandai dengan hidupnya lampu indicator PLN dan Pemanasan.

Pada saat PLN menyala genset sudah mati. kondisi Ini ditandai dengan on nya lampu indikator PLN dan matinya lampu indikator start genset dan on genset.

Jika PLN mati dipastikan 30 detik sebelum starting genset. Kondisi ini ditandai dengan on nya start genset dan matinya lampu indikator PLN.

Tiga detik Setelah Starting genset , genset akan on . On genset ditandai dengan hidupnya lampu indicator on genset.

Kemudian Genset menstabilkan selama 5 detik. Yang di maksud dengan menstabilkan adalah menstabilkan tenganganya, karena disaat genset on suplai tidak serta merta bisa langsung masuk ke beban dikarnakan tegangan yang belum stabil. Ketidak stabilan ini disebabkan oleh arus start mula generator. Untuk waktu kestabil tegangan ini tergantung spesifikasi Generator. Ada yang sangat cepat, sedang , dan bahkan sangat lama. Ketika detik kelima genset menyuplai ke beban satu. Kondisi ini ditandai dengan hidupnya lampu indicator suplai genset bersamaan masuknya group 1.

Tiga detik selanjutnya memasukan beban ke group 2. Pada kondisi ini ditandai dengan hidupnya lampu indicator pada group 2.

Tida detik kemdian memasukan beban ke group 3. Pada kondisi ini

ditandai dengan hidupnya lampu indicator pada group 3.
Tida detik kemudian memasukan beban ke group 4. Pada kondisi ini ditandai dengan hidupnya lampu indicator pada group 4.

Lampu indicator group 1 sampai group 4 telah menyalah, yang menandakan genset telah selesai memasukan suplai ke masing-masing group.

Pada saat PLN menyala beban tidak seketikan pindah ke PLN tetapi dipastikan selam 15 detik PLN menyala, beban pindah keseluruhan ke PLN

(catatan : beban hanya bisa dipindah keseluruhan jika kapasitas genset kecil, untuk kapasitas genset besar dapat dilakukan secara bertahap.)

Genset berlaku cooling Down ( pendinginan ) selama 10 detik .On genset akan mati jika pendinginan genset telah selesai. Kondisi ini ditandai dengan matinya lampu indicator on genset. Matinya lampu indicator menandakan genset telah Off sepehunya.

System ATS harus memili control yang berfungsi untuk memutuskan supply dari Genset, karena apabila ada ganguan pada genset dan kita ingin memperbaikinya maka kita harus menekan tombol ON repair, karena jika sewaktu kita ingin memperbaiki genset tiba-tiba PLN padam, maka proses start tidak akan berlangsung dan genset tidak akan menyala, dan untuk mengembalikan seperti semula maka harus menekan tombol OFF Repair .

2.1 Alat dan Bahan

 Alat dan Bahan

2.3 Prosedur Pelaksanaan

  1. Pelajari deskripsi kerja diagram control ATS sampai dimegerti. 
  2. Pelajari system kerja suplai PLN dan Genset. 
  3. Buat Diagram Alir ( Flowchart ) sesuai dengan deskripsi kerja. 
  4. Rancang diagram ladder ATS. 
  5. Rancang diagram Daya ATS. 
  6. Buat tabel input dan output. 
  7. Tentukan komponen yang digunakan. 
  8. Pinjam alat dan bahan yang akan digunakan dan periksa dahulu alat yang dipinjam apabila bagus baru dipasang. 
  9. Periksa kembali rangkaian yang sudah dibuat, pastikan semua sudah terhubung dengan betul. 
  10. Periksa pada pengawas. 
  11. Uji semua fungsi rangkaian yang dibuat bersama-sama instruktur. 
  12. Cari dan perbaiki kesalahan / gangguan yang dibuat oleh instruktur dan uji kembali.

2.3.1 Flowshart 

Flowshart

2.3.2 Ladder Diagram

Ladder Diagram
Ladder Diagram


2.3.3 Diagram Pengawatan ATS

Diagram Pengawatan ATS

2.3.4 Diagram Daya ATS

Diagram Daya ATS

2.3.5 Tabel Input/ Output


2.3.6 Mnemonic Code

Mnemonic Code
Mnemonic Code


BAB III PENUTUP


3.1 Analisa

        Dasar PLC yang telah diberikan disemester lalu membuat kita tidak canggung lagi berhadapan dengan PLC. PLC bukanlah hal baru dizaman ini, berbagai merek dan jenis telah banyak beredar. Teknologi PLC dan bentuk PLC semakin compact.
        Permasalah yang sering terjadi dalam PLC adalah ketidak telitian pemograman dan pemasangan input / output, untuk itu disarankan mengecek kembali pemograman yang telah dibuat, kadang kala seringnya lupa memasukan perintah end didalam console ataupun software PLC. Untuk mengatasi hal ini diusahakan jangan malas untuk mengecek kembali.
       Pemasangan input outpun yang telah selesai juga harus dilakukan pengecekan ulang dengan Multimeter. Betulkan semua IO di posisi yang benar, apabila benar maka proses pengetesan boleh dinyalakan dan apabilah salah maka segera melakukan perbaikan. Kunci utama pemasangan PLC adalah yang pertama jangan sampai Netral (N) ketemu Line (L), kedua untuk sumber DC jangan diberikan sumber AC didalamnya.

3.2 Kesimpulan

  • Penggunaan PLC sangat menghemat kabel serta alat yang di gunakanan.
  • Pemograman PLC dapat diubah-ubah sesuai keinginan. 
  • PLC dapat digunakan dalam control apapun.
  • Penggunaan PLC di ATS lebih efisien disbanding menggunakan Relay. 
  • Pemasangan yang tidak terlalu rumit 
  • Lebih tahan.

3.3 Saran

  • Untuk kedepannya diharapkan bisa langsung praktek dengan menggunakan genset secara langsung
  • Penggunaan Software PLC. Tidak hanya penggunaan console. 
  • Instruksur diusahakan selalu ada dalam kegiatan, sehingga mahasiswa bisa bertanya mengenai kesulitan yang dihadapinya. 
  • Panel diusahakan khusus ATS supaya lebih rapi dalam pengerjaannya.



Disqus comments