Instalasi Rumah Tinggal Proyek A.B Sudomo (Bengkel) - TeachMeSoft

Instalasi Rumah Tinggal Proyek A.B Sudomo (Bengkel)

Instalasi Rumah Tinggal Proyek A.B Sudomo (Bengkel)
Assalamualaikum Sahabat Teach Me...
Yang lagi kuliah D3 Teknik Listrik siapa ?... Hayoo pasti lagi pada nyari-nyari referensi buat laporan A.B Sudomo ini ya... Disini aku akan berbagi laporannya, tapi jadikanlah ini sebagai referensi dan pembelajaran saja, jangan di copy paste, karena dosen mu pasti mengetahuinya... Oke langsung saja ke laporannya.



BAB 1 PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah

      Dengan Perkembangan zaman sekarang ini, kebutuhan hidup manusia akan hal yang berhubungan dengan kelistrikan semakin tak dapat dipungkiri, baik pada industrik maupun pada konsumen masyarakat umum, hampir semua peralatan yang digunakan sehari-hari menggunakan listrik.
      Agar segala bentuk instalasi dapat terselenggara dengan baik didalam berbagai hal, maka diperlukan suatu acua standart, baik untuk keamanan instalasi maupun perlengkapannya agar dapat dipakai secara terus-menerus dan aman terutama dari bahaya yang mungkin terjadi.
      Selain itu dalam penguasaan materi baik toeri maupun prakteknya, maupun dalam melaksanakan pemasangan instalasi juga harus memenuhi prinsip-prinsip dasar suatu instalasi yaitu :
  1. kehandalan (Accersibility)
  2. Ketercapaian (Reability)
  3. Ketersediaan (Aviability)
  4. Keindahan
  5. Keamanan (Safety)
  6. Ekonomis (Economics)
  7. Pengaruh Lingkungan (Impact On Environment)
      Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar diatas, maka sangat diperlukan informasi dan petunjuk-petunjuk yang sangat bermanfaat, seperti halnya dalam pengerjaan Praktek Bengkel Semester III ini.

1.2 Rumusan Permasalahan

      Dalam Praktek Bengkel Semester III ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui maksud dan tujuan praktek, sehingga dalam melaksanakan praktek mahasiswa tidak mengalami kesulitan.
      Untuk mencapai tujuan tersebut masalah yang harus diselesaikan adalah cara membuat suatu instalasi  dengan baik dan benar. Setiap mahasiswa wajib mengetahui cara membuat suatu instalasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar instalasi.
      Adapun cara pemasangan instalasi harus mengikuti gambar yang telah ditentukan

1.3 Tujuan

      Dari pelaksanaan praktek bengkel " Instalasi Rumah Tinggal Proyek A. B Sudomo" terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai antara lain :
  1. Mampu memahami prinsip kerja peralatan dan komponen yang digunakan pada Praktek Bengkel III.
  2. Mampu membaca dan memahami gambar teknik dengan baik dan benar.
  3. Mampu merangkai rangkaian sesuai gambar.
  4. Mampu mengerjakan instalasi listrik dengan urutan kerja yang sesuai.
  5. Dapat membedakan bagaimana rangkaian otomatis dan manual.
  6. Mahasiswa mampu merencanakan suatu instalasi listrik on plaster.


BAB II TEROI DASAR


2.1 Tujuan

      Diharapkan dengan adanya praktek bengkel semester III ini para mahasiswa/i dapat :
  1. Mengetahui cara kerja peralatan listrik yang digunakannya.
  2. Terampil dalam mengecek kebenaran rangkaian.
  3. Terampil dalam mengawati rangkaian.
  4. Terampil dalam memasang komponen yang digunakan.
  5. Mampu Membaca gambar rangkaian dengan baik.
  6. Mengetahui dasar-dasar menginstalasi panel.
  7. Dapat menentukan ukuran, jenis dan warna penghantar.
  8. Dapat menentukan jenis rangkaian yang dipakai dalam ruangan tertentu
  9. Dapat membedakan rangkaian Automatis dan Manual. 
       Dan pada bab ini saya akan menjelaskan cara kerja atau prinsip kerja dari komponen-komponen yang digunakan dalam praktek bengkel listrik semester III.

2.2 Komponen yang digunakan dalam praktek

2.2.1 Saklar Seri

      Saklar seri biasanya digunakan dalam ruangan-ruangan yang membutuhkan penerangan yang terpisah. Saklar seri umumnya mempunyai empat terminal yaitu dua terminal in put yang ditandai dengan warna merah dan dua terminal untuk out out yang ditandai dengan warna putih. Untuk dua terminal inputnya diseri, kerja saklar tidak saling mempengaruhi. Sedangkan untuk dua terminal outputnya masing-masing ke beban.
Saklar Seri
Saklar Seri

Gambar diagrampengawatan untuk saklar Seri

Cara kerja dari gambar diagram pengawatan diatas adalah sebagai berikut :
  • Lampu C1 akan menyala jika saklar seri C1 ditekan.
  • Lampu C2 akan menyala jika saklar C2 ditekan,.
Jadi, kesimpulannya lampu dioperasikan sendiri-sendiri dan tidak saling mempengaruhi ON - OFF kedua lampu tersebut.

2.2.2 Saklar Silang

      Saklar silang pada dasarnya adalah gabungan dari dua buah saklat tukar, tetapi pada saklat silang terminal outputnya dikopel masing-masing dua terminalnya. Sistem pengaturan penerangan saklar silang digunakan untuk melayani keadaan ON dan OFF dari tiga tempat atau lebih. Saklar silang untuk sistem penerangan pada lorong-lorong besar dan pada gedung-gedung bertingkat.
Saklar silang
Saklar silang



Saklar silang mempunyai dua posisi pengoperasian. Terminal-terminal dari saklar tersebut terdiri dari dua terminal masukan untuk penghantar aktif dan dua terminal lagi masing-masing ke beban. Hubungan dari terminal tersebut adalah P1 dengan 1, P2 dengan 2. Sistem saklar silang dapat dilakukan lagi untuk mendapatkan tempat pengoperasian dari banyak tempat dengan cara memasang kombinasi antara saklar tukar dengan sakalr silang. Berikut sistem pengaruran kombinasi dari dua buah saklar tukar dengan satu buah saklar silang. Dari gambar diatas dapat dilihat jika salah satu saklar ditekan maka dapat merubah keadaan lampu sebagai beban dalam keadaan ON atau OFF. Sistem pengaturan ini dipakai untuk melayani beban dari tiga tempat atau lebih.

2.2.3 Saklar Tukar

      Saklar tukar biasanya disebut saklar dua arah. Sistem pengaturan dua arah untuk menghidupkan dan mematikan rangkaian dari suatu pemakai, dimana pengoperasiannya dapat dilakukan  dari dua tempat terpisah. Pemakai bisa dioperasikan secara bergantian. Saklar tukar mempunyai tiga kutub, sering juga disebut saklar ganda kutub satu yang mempunyai satu input dan output ke beban.
      Cara kerja saklar ini tidak beda dengan saklar tunggal, Hanya saja saklar tukar mempunyai 2 Out Put, tetapi saklar tukar hanya bisa menghidupkan salah satu lampu saja.
Saklar tukar
Saklar Tukar
Secara bergantian. Saklar tukar ini digunakan untuk mengoperasikan dua beban secara bergantian dengan sumber tegangan yang sama dalam kondisi ON atau OFF dari dua tempat. Artinya saklar ini dipasang untuk menyalakan satu buah lampu dengan menggunakan satu buah saklar tukar.


Cara kerja rangkaian pengawaran dua buah saklar tukar:
Dalam sistem pemasangannya, lampu penerangan dihubung seri dengan kedua saklar dimana kawat penghubung disebut penghantar penghubung. Terminal masukan dari salah satu saklar tukar dihubungkan dengan penghantar aktif dan terminal masukan lainya dihubungkan ke lampu penerangan oleh penghantar saklar.

2.2.4 Tombol Tekan

      Tombol tekan merupakan jenis saklar tunggal, tetapi prinsip kerjanya hanya bekerja sesaat tidak mengunci.
Tombol Tekan
Tombol Tekan
Cara kerja rangkaian diatas adalah apabila tombol ditekan lampu menyala, Kemudian dilepas kembali ke posisi semula maka kondisi lampu akan padam. Dalam Proyek A.B Sudomo tombol tekan digunakan untuk  pengoperasikan saklar impuls.

2.2.5 Tombol Tekan Dengan Lampu Tanda

      Tombol tekan ini pada dasarnya sama dengan tombol tekan biasa dalam hal prinsip kerjanya, hanya lampu tanda disini fungsinya sebagai lampu indikator apakah saklar dalam posisi operasi atau tidak.
      Pada saat lampu mati saklar pada posisi OFF maka lampu tanda dalam posisi terseri dengan tegangan 220 Volt ini menyebabkan tahanan pada lampu tanda menjadi lebih besar dibandingkan tahanan pada lampu penerangan. Maka sebagian besar tegangan sumber 220 Volt di drop oleh lampu tanda, akibatnya lampu tanda menyala. Pada saklar posisi ON maka lampu tanda akan mati dikarenakan hubungan paralel langsung dengan saklar terseri dengan tegangan 220volt dengan  menghubungkan ke beban lampu sehingga lampu tanda disini tidak berfungsi dikarenakan tegangan mengalir melalui saklar ke beban (lampu tanda menjadi terjembatani/ terhubung singkat).
Tombol Tekan Dengan Lampu Tanda
Tombol Tekan Dengan Lampu Tanda

2.2.6 Kotak Kontak (Stop Kontak)

      Kotak kontak adalah suatu susunan gawai yang memberikan tegangan pada suatu peralatan listrik. Kotak Kontak disebut juga komponen fleksibel artinya dapat dipindahkan pada suatu bagian instalasi.
Kotak KOntak (Stop Kontak)
Kotak Kontak (Stop Kontak)
Kotak kontak mendapatkan sumber langsung dari instalasi, jadi bisa dibilang bahwa kotak kontak tidak terpengaruh oleh saklar apapun. Rangkaian penerangna terpisah dengan kotak kontak dalam hubungan paralel. Besar tegangan pada kotak kontak antara penghantar aktif dengan tahanan adalah 220 Volt.

2.2.7 Saklar Impuls

      Saklar impuls adalah saklar yang bekerja berdasarkan impuls yang diberikan secara sesaat  dengan menggunakan tombol tekan, Pada  dasarnya impuls mempunyai empat terminal dimana dua terminal dengan notasi A1 dan A2 menandakan untuk terminal masukan sumber koil magnet dan dua notasi 1 dan 2 menandakan anak kontak impuls untuk mengoperasikan beban.
      Dari simbol diagram diatas terlihat pada saklar impuls hanya mempunyai satu  anak kontak  saja, sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsinya sama dengan saklar tunggal hanya prinsip kerjanya saja yang berbeda.
Saklar Impuls
Saklar Impuls


Sistem pengaturan sebuah lampu menggunakan saklar impuls dengan dua buah tombol tekan yang disusun secara paralel. Selain itu kondisi lampu akan berubah ON atau OFF bila tombol ditekan, jadi prinsip kerjanya saklar akan berubah pada setiap impuls yang diberikan. Disini  saklar impus mempunya dua posisi kontak yaitu ON pada impus pertama dan kontak OFF pada impuls kedua lamanya pengoperasian dari kontak tekan tidak mempengaruhi sistem kerjanya. Jadi kesimpulannya lampu diatas dapat dioperasikan dari dua tempat dengan bantuan dua buah tombol tekan.

2.2.8 Staircase

      Staircase adalah saklar pewaktu yang cara kerjanya sama seperti timer, dimana ia bekerja  berdasarkan waktu yang ditentukan. Staircase salah satu saklar yang bekera secara magnetis yang akan menentukan rangkaian secara otomatis sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
     Staircase tiga kawat tidak menambah waktu apabila dalam operasinya tombol tekan ditekan  sebanyak mungkin, sebelum habis waktu operasi semula. Sedangkan untuk staircase 4 kawat akan menambah waktu walaupun saklar masih  dalam beroperasi dengan cara menekan tombol tekan berulang kali maka sisa waktu yang masih ada bertambah dengan setting waktu yang telah ditentukan.
Staircase
Staircase

Staircase Pengawatan

      Pada rangkain staricase diatas anak kontak staircase ke beban diseri tombol tekan. Cara kerjanya apabila tombol tekan ditekan arus akan berhenti pada anak kontak yang masih membuka karenan koil mendapat sumber langsung dari line maka koil akan menjadi magnet dan menarik anak kontak dan lampu akan menyala. Bila setting waktu telah habis maka anak kontak kembali membuka, bila ingin menambah waktu kita hanya menekan tombol tekan saja.

2.2.9 LDR (Light Depended Resistor)

LDR (Light Depended Resistor)
      LDR atau sensor cahaya adalah saklar yang bekerja berdasarkan cahaya yang diterima, didalam sensor cahaya telah dipasang suatu alat yang berfungsi untuk mengontol cahaya yang masuk jika mencapai cahaya yang telah ditentukan maka dalam sensor cahaya akan terjadi reaksi elektronis yang dapat menghubungkan suatu tegangan yang terlebih dahulu telah dirakit sesuai dengan terminal-terminalnya. Didalam LDR ada tiga terminal yaitu dengan notasi line sebagai terminal masukan sumber tegangan dan notasi N sebagai terminal masukan netral kemudian notasi load menandakan tempat terminal keluaran ke beban.
      Cara kerjanya adalah jika LDR menerima cahaya maka LDR akan berfungsi sebagai saklar, yaitu memutuskan arus yang mengalir kebeban. Begitu juga sabaliknya apabila LDR tidak menerima cahaya maka LDR akan mengalirkan arus kebeban.

2.2.10 Timer Theben (Saklar Pewaktu)

      Saklar waktu adalah  saklar yang ON dan OFF-nya tergantung waktu yang telah ditentukan dalam 24 jam sehari. Saklar waktu ini akan terus bekerja selama masih ada tegangan yang mengalir ke  koil saklar waktu tersebut. Saklar waktu ini tidak mempengaruhi komponen apapun.
Timer (Saklar Pewaktu)
Timer Saklar Pewaktu

2.2.11 Kontaktor (Relay Kontaktor)

      Kontaktor adalah suatu saklar yang menggunakan sistem elektromagnetik sama halnya dengan saklar impuls, kontaktor mempunyai anak kontak, tetapi kontaktor lebih dari satu anak kontak yang terdiri dari anak kontak NO (Normally Open) dan NC (Normally Cose).
Kontaktor (Relay Kontaktor)
Kontaktor (Relay Kontaktor)
Dari beberapa kontaktor kita dapat membuat beberapa rangkaian kontrol yang dapat mengoperasikan dengan berbagai sistem antara lain pengoperasian dengan pengunci. Cara kerja dari kontaktor yaitu apabila mekanis (koil) dialiri arus listrik maka dalam koil akan timbul medan magnet dan akan menarik anak kontak NO dan NC sehingga berubah dari posisi semula. Jadi relay hanya akan bekerja jika teraliri arus listrik.

2.3 Dasar Teori

      Latihan bengkel semester III merupakan pengembangan dari praktek bengkel semester sebelumnya dan merupakan langkah awal untuk menuju kedalam suatu penginstalasian yang lebih baik lagi.
      Pada job ini penggunaan panel telah dilaksanakan yang mana panel merupakan Perlengkapan Hubung Bagi tempat kontrol suatu sistem penerangan dengan demikian diharapkan nantinya apabila mendapat suatu praktek sistem penginstalasian yang menggunakan panel yang lebih baik, maka tidak akan mendapat banyak kesulitan, sebab telah mampu menguasai dasarnya.
      Dalam latihan kerja bengkel semester III ini ada dua macam sistem pengoperasian dari rangkaian, yaitu sistem Manual dan Auto.
A). Sistem Auto
      Yaitu sistem penerangan yang akan beroperasai sendiri bila keadaan gelap. Hal ini disebabkan oleh adanya penggunaan LDR, Staircase dan Time, yaag mana LDR akan bekerja bila keadaan luar tahanan LDR besar dan Lama waktu kerja di setting oleh Timer. Selain itu menggunakan Staircase untuk penerangan sementara (tergantung setting waktu).
B). Sistem Manual
      Yaitu sistem penerangan yang dioperasikan dengan menekan tombol Staircase saja. Untuk pembagian grup diatur dengan MCB sebanyak 4 buah yang mana masing-masing MCB 4 Ampere.
      Dalam suatu praktek bisanya tidak lepas dari teori mengenai bahan dan peralatan yang akan digunakan. Hal ini karenan toeri dan praktek saling berhubungan. Dimana teori akan terbukti kebenarannya dengan melakukan praktek.

2.3.1 Instalasi On Plester & In Plaster

       Instalasi dalam listrik terdapat dua jenis yaitu instalsi ON Plester dan instalasi IN Plester. Instalasi ON Plester biasanya banyak digunakan pada industri-industri besar yang memiliki jaringan instalasi yang cukup banyak sehingga instalasi ON Plester (pada permukaan dinding), dirasa cukup mudah dalam perawatan dan renovasi apabila instalasi tersebut mengalami gangguan. Sedangkan instalasi IN Plester banyak digunakan pada rumah yang umumnya terbuat dari tembok  atau merupakan kebalikan dari instalasi On Plester cara pemasangan instalasinya, instalasi semacam ini juga mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
      Dilihat dari keuntungan instalasi semacam ini jauh lebih rapi, indah dan lebih tahan lama, karena tempat pemasangan instalasi  ini di dalam tembok sehingga komponen di dalam terjaga, selain itu instalasi ini mempunyai kekurangan yaitu apabila terjadi  gangguan pada salah satu komponennya maka kita harus membobok dinding terlebih dahulu sehingga kurang efektif.

2.3.2 Panel Distribusi

      Dalam suatu rangkaian instalasi listrik yang rumit dan kompleks sangat sukar memeriksa suatu bagian yang mengalami kerusakan disamping sebagai perangkat hubung bagi daya pada suatu instalasi juga merupakan sebagai saranan kontrol dari kerja suatu rangkain kontrol dan kelistrikan.
      Yang dimaksud panel kontrol adalah tempat kedudukan dari peralatan kontrol sebagai tempat menghubungkan bagian daya dari sumber tegangan menuju beban. Peralatan-peralatan dari panel harus sedemikian rupa sehingga panel tersebut mudah dipelihara, diperiksa dan pelayananbeban dapat dengan mudah untuk dicapai.

2.4 Goup Satu

Group Satu
      Group satu merupakan group bagi penerangan yang dipasang diruang tamu, ruang makan dan dapur. Ruang tamu dan ruang makan diaktifkan oleh sebuah saklar seri. Selain itu pada ruang tamu disediakan sebuah kotak, kotak ini berguna untukeperluan yang ada. Jalur instalasi dua ruangan ini langsung dilayani oleh  keluaran phase dari F1.
      Sementara untuk ruangan dapur penerangan diaktifkan oleh dua buah tombol plus sebuah stop kontak guna keperluan dapur yang bisanya memerlukan energi listrik dan dua tombol  tersebut dibuat dengan maksud agar penerangan di ruang dapur dapat diaktifkan dari dua tempat yang salah satu tombol tersebut tetap ditempatkan di ruang dapur. Jika ingin menambahkan tombol lagi guna mengaktifkan ruang dapur dari lebih dari dua tempat cukup dengan menghubungkan paralel tambahan tombol dengan tombol yang sudah ada. Hal ini dimungkinkan karena digunakannya saklar impuls sebagai pengontrol penerangan dapur.

2.5 Group Dua

Group Dua
Group Dua
      Group dua tidaklah terlalu istimewa karena kedua fasa langsung diberikan kebeban tanpa harus mengalami pengontrolan oleh alat atau saklar-saklar yang dipasang pada group-group lain.
      Group ini melayani penerangan kamar  mandi, kamar tidur, selasar dan ruangan panel. Dimana penerangan masing-masing ruangan tersebut diaktifkan oleh sebuah saklar silang  dan dua buah saklar tukar yang dikombinasikan sehingga mampu menjadi saklar pengaktif penerangan yang dapat mengaktifkan penerangan pada ruang-ruang yang dimaksud dari tiga tempat yang berbeda.
      Pemasangan tiga saklar untuk satu penerangan dimasing-masing ruangan diatas tersebut, sebenarnya tidak menguntungkan secara ekonomis, tetapi perhitungan ekonomis akan sedikit diabaikan jika ruangan yang tersedia memang cukup luas sehingga pengaktifan penerangan dari satu  tempat dianggap kurang efektif.

2.6 Group Tiga

Group Tiga
Group Tiga
      Group tiga inilah bebannya benar-benar tergantung pada kontrol yang dipasang pada group empat. Group ini digunakan untuk penerangan  jalan, parkir luar dan dalam rumah. Group ini tidak memiliki sebuah pengaktif sedikitpun bahkan seperti yang diuraikan diatas bahwa aktifnya group tiga ini sangat bergantung pada kontrol group empat. Oleh karenan  itu aktifnya group tiga ini dijelaskan pada pengaktifan di group empat.

2.7 Group Empat

Group Empat
Group Empat
      Group empat ini berisi  peralatan kontrol yang sumber energinya langsung diberikan pada F4. Aktifnya penerangan di group tiga berupa penerangan jalan dan parkir dikontrol sebuah saklar selector dimana untuk  mengaktifkannya dapat dipilih dua keadaan yaitu dapat diaktifkan  secara manual dengan menekan tombol yang tersedia di dua tempat yang berbeda dimana penggunaannya secara manual ini dimaksudkan untuk mengatasi keadaan-keadaan darurat apabila kondisi auto tidak dapat berfungsi dengan baik.
      Keadaan  kedua adalah pengoperasian secara auto dimana operasi ini dilakukan oleh  sebuah timer yang dapat kita sesuaikan operasi waktunya sesuai fungsi penerangan jalan dan  parkir luar yaitu hanya akan beroperasi pada siang hari.
Isi Panel
Isi Panel
     Selain itu operasi auto ini dikontrol pula oleh sebuah saklar dimmer atau saklar surya yang akan menjaga penerangan jalan dan parkir tetap aktif bila malam telah tiba. Dengan dibatasi oleh saklar timer dan dipergunakannya saklar surya, Keaktifan kerja penerangan yaitu penerangan luar dan parkir akan lebih baik. Satu yang hampir terlupakan yaitu bahwa pengaktifan salah satu kondisi yaitu kondisi manual lampu tanda akan aktif, yang memberitahukan bahwa posisi yang ada adalah posisi manual. Dari analisa ini dapat dilihat langkah-langkah dalam perakitan tiap-tiap instalasi per group.


BAB III DAFTAR MATERIAL DAN KOMPONEN


3.1. Material dan Komponen

Material dan Komponen
Material dan Komponen


BAB IV PEMBAHASAN


4.1  Analisa Hasil Praktek Instalasi On Plaster

      Deskripsi instalasi On Plaster proyek sudomo ini adalah bahwa penerangan proyek ini terbagi atas 4 group. dimana masing-masing group diamankan oleh sebuah MCB dan Pemasangan instalasi dilakukan di permukaan tembok yang tentunya tidak lepas dari pemasangan pipa beserta penghantarnya. Sumber bagi 4 group tersebut diambil langsung dari jaringan PLN yang ada pada prakteknya langsung diambil dari KWH meter sehingga tidak perlu memasang KWH terlebih dahulu.
A. Perakitan Panel
      Dalam merakit panel, bahan-bahan yang merupakan bahan yang harus dipasang hendaknya sudah harus siap, dikarenakan pada praktek ini tidak melakukan pembuatan kotak panel maka semua hal-hal yang berkaiatan dengan pembuatan panel tidak mengalami pembahasan disni dan berikut adalah langkah-langkanya :
  • Pertama adalah mengambil  panel dan memasang panel pada papan kerja. Ukuran-ukuran pemasangan panel hendaknya sudah dikur dan dilubangi atas panel/ langit-langit panel guna mempermudah pemasangan pipa pada panel.
  • Kotak panel disekrup dengan sekrup, hingga menempel erat, dilanjutkan dengan pemasangan tutup kotak panel.
  • Pemasangan berikutnya adalah pemasangan profil-profil yang diperlukan guna tempat melekatnya peralatan nantinya. Setelah diperkuat dengan  baut/mur. Yakinkan agar tidak bergerak lagi.
  • Berikutnya pemasangan wiring chanel yang dipasang disebelah kiri dari penutup pintu panel dilihat dari depan. Wiring langsung dilekatkan dengan roundhead mur.
  • Selanjutnya adalah pemasangan bus bar memiliki beberapa baut guna perekatan kabel nantinya sehingga baut-baut perekat tersebut harus muda dipasangkan dan langsung diikatkan dengan papan pertinax dani ikatkan dengan mur geser pada profil C.
  • Perlu diingat bahwa bus bar yang terpasang ada dua buah yaitu busbar untuk netral dan PE. Khusus yang PE, bus barnya mesti tidak terhalang oleh isolator apapun termasuk pertinax sebab bus bar PE mesti terhubung langsung dengan badan kotak panel.
  • Setelah itu adalah peasangan rumah MCB yang dikaitkan pada profil C dibagian bawah dalam papan panel tersebut.
  • Setelah semua peralatan yang perlu ditempel selesai direkatkan, dianjutkan dengan pemasangan peralatan seperti rumah relay, K1, K4T, K6T, K7, K9A, Line Up terminal, terminal blok sumber.
  • Sampai disni perakitan panel sudah dapat dianggap selesai. Langkah berikutnya adalh pemasangan pipa, saklar-saklar, Fittung, Tombol, Jungtion Box, Swicth selektor, Stop Kontak, LDR dan Lampu tanda. tentu setelah semua ukuran telah ditetapkan.
  • Untuk mempermuda pemasangan dan pengawatan disarankan agar pada pemasangan peralatan tersebut diatas dan pemasangan pipa diikuti oleh pengawatan kabel sehingga tidak mengalami kesulitan bila nantinya sudah dipasang pipa terlebih dahulu.
  • Pemasangan kawat kepada alat-alat tersebut diatas sesuai dengan karakteristik alat seperti yang telah dijelaskan didepan.

4.2 Pemasangan/ Pengawatan Instalasi

      Pengawatan ini memerlukan ketelitian karenan ia tidak akan pernah bekerja sesuai dengan fungsinya jika pengawata yang dipasang pada alat ternyata salah. Dalam pengawatan tersebut  sebaliknya digunakan sedikit trik yaitu mengerjakan pengawatan pergroup. Sehingga bila berhasil mengerjakan group yang satu baru kemudian dilanjutkan dengan group yang lain.
     Baiknya kita mulai pengawatan pada group dua yang lebih mudah dan ini salah satu trik yang lainya yaitu mengerjakan instalasi yang lebih mudah dahulu. Pengawatan digroup ini dimulai dari pemasangan kabel netral kotak kontak dan langsung dihubng seri dengan holder kawat di fitting dan langsung dihubungkan dengan junction box. Untuk kabel phasa sebaiknya langsung dihubungkan dari junction box ke phasa kotak kontak baru dan dijumper ke saklar tukar. Keluaran saklar tukar dihubungkan dengan saklar silang. Keluaran sakalr silang sekali lagi harus diperhatikan, agar tidak salah. Jumperkan saja antara kanan dengan kanan dari kedua keluaran saklar silang dan dari kiri ke kiri dari keluaran yang lain dan tarik kedua kabel keluaran dari kanan dan kiri saklar silang tersebut  (Lebih jelasnya baca pengawatan saklar silang dibagian depan pemsangan saklar ini). Dua Kawan keluaran dihubungkan dengan dua holder sakalr tukar dan keluaran saklar tukar yang tinggal satu terhubung langsung dihubungkan dengan holder kawat fitting lampu di group dua.
    Sementara kawat PE cukup dihubungkan ke kotak kontak. Idealnya setiap lampu diberi PE Khususnya TI, Karena lampu yang dipasang berupa lampu bohlam dengan fitting dari plastic sehingga sudah cukup aman tanpa ada tambahan PE lagi.
     Dari Junction box diteruskan masuk ke pipa sampai ke panel kontrol dan hubungkan langsung kepada fuse dua melalaui line up terminal. Untuk PE dan netral langsung diikatkan pada bus bar terminal masing-masing.
    Berikut yang paling gampang lagi adalah group tiga dimana penerangan nya hanya berupa dua buah lampu yang dihubungkan secara paralel.
    Cara Pemasangan adalah sama dengan memasang lampu biasa dan dipasang tanpa PE, Bedanya Phasa lampu tersebut dihubungkan langsung ke line up terminal dan ditandai dengan tanda tertentu yaitu U3.
    Untuk group dua pemasangan sebaiknya hubngkan antar terminal seperti keluaran saklar seri yang langsung menuju lampu A1 dan A2. Selain itu adalah pemasangan tombol yang dipasang secara paralel lebih baik diselesaikan terlebih dahulu. Demikian pula untuk kotak kontak langsung saja dihubungkan  secara paralel di junction box. Selesai pemasangan, phasa stop kontak dan saklar seri dimasukan pipa menuju kotak panel dan dihubungkan langsung ke line up terminal dengan tanda L1. Sementara untuk dua kabel tombol setelah berada di panel langsung ke line up termiinal dengan tanda nomer 1 dan 2. Untuk lampu D tidak perlu disambung di junction box, cukup disambung dari fitting langsung menuju kotak panel dengan tanda U1.
      Penting untuk diketahui bahwa penyambungan di junction box harus memiliki kabel lebih sebagai spare agar bila terjadi kesalahan atau kesulitan penyambungan instalasi disebabkan pendeknya kabel dapat diatasi.
     Untuk pemasangan di group empat, lebih mudah memasang tombol staricase dengan hubungan paralel yang langsung dihubungkan pada junction box dan dari jungction box langsung menuju kotak panel dan dihubungkan pada line up terminal dengan diberi tanda nomor 8 dan 9.
      Pemasangan berikutnya adalah pemasangan saklar surya. Untuk pemasangan alat yang satu ini perlu diperhatikan. Pemasangan yang benar adalah menghadap ke bawa masukan kabelnya. Hal ini guna menghindari masukan air bila kita melakukan pemasangan di luar rumah/ di lapangan.
      Kabel yang dipergunakan adalah kabel NYM 3 x 1,5 mm2. Pemasanganya adalah warna biru untuk netral, kuning pada beban dan hitam untuk sumber bagi LDR. Pemasangan akan dapat dilakukan setelah membuka tutup kotak saklar dimmer tersebut, karenan pelekatan kabel berada didalam kota saklar surya atau dimmer tersebut.
      Kabel keluaran dari kotak dilekatkan dengan klem NYM 9 mm2 langsung menuju kotak panel dan diberi tanda dengan nomer 10 dan 11.
     Setelah itu adalah pemasangan yang terakhir yaitu saklar selector. Setelah membuka kotak saklar selector tersebut, pemasangan kabel dapat dilakukan. Karena pemasangan saklar diikuti dengan pemasangan lampu indikator, maka sebaiknya pemasangan saklar ini diikuti dengan pemasangan lampu indikator terutama kawat-kawat penghantar.
     Jangan lupa memasang penghantar netral pada lampu tanda ini sehingga dalam pipa instalasi untuk saklar selektor berisi 5 penghantar. Penghantar-penghantar tersebut langsung dihubungkan ke line up terminal dengan penandaan nomor : 3 untuk phasa sumber, 4 untuk sumber kontrol secara manual dan 5 untuk sumber kontrol otomatis
     Untuk penghantar lampu tanda dipanel pada line up terminal diberi nomor 6 untuk phasa dan 7 untuk netral atau langsung disambungkan ke busbar netral.
     Satu hal yang harus diingat lagi yaitu banyak kabel atau penghantar yang boleh dimasukan kedalam pipa instalasi yaitu tidak lebih dari 6 penghantar. Jika lebih, diharuskan menggunakan pipa yang lebih besar diameternya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga dan menghindari adanya gesekan mekanis yang dapat menyebabkan rusaknya isolasi kabel sehingga dapat menyebabkan kebakaran ataupun karena faktor lainya.
     Dianjurkan dalam mengikat kabel pada busbar, Kota kontak dan untuk pemasangan sifatnya tidak melakukan penjepitan oleh mur seperti pada peralatan yagn dipasang, Agar menggunakan teknik mata itik dalam merekatkan kabelnya agar pemasangan kebel lebih kuat dan lebih muda lepas. Tentunya pembuatan mata itik ini telah dipelajari di semester sebelumnya.
     Setelah pengawatan diluar panel selesai dilanjutkan pada bagian dalam panel. Yang perlu dilakukan adalah :
  • Melakukan pengawatan dari sumber PLN menuju Masing-masing rumah fuse. Lakukan penjumperan untuk rumah fuse yang lain dari rumah fuse pertama dengan pemasangan yang seragam dalam arti jika dipasangan dibagian bawah rumah fuse maka rumah fuse yang lain (tentunya pada tempat pengikat penghantarnya) dilakukan jumper pada bagian bawah semuan, begitu pula sebaliknya kabel atau penghantar yang boleh dimasukan  ke dalam pipa yaitu lebih dari 6 penghantar. jika lebih diharuskan menggunaan pipa yang lebih besar diameternya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga dan menghindari adanya gesekan mekasnis, medan magnet yang kuat antar kawat, hubungan singkat bila ada kabel yang luka dan lain sebagainya.
      Setelah pengawatan diluar panel selesai dilanjutkan pada bagian dalam panel. Yang perlu dilakukan adalah :
  • Melakukan pengawatan dari sumber PLN menuju masing-masing MCB. Lakukan penjamperan untuk rumah fuse yang lain dari MCB pertama : dengan pemasangan yang seragam dalam arti jika dipasang dibagian bawah MCB maka MCB yang lain (tentunya pada tempat pengikat penghantarnya) dilakukan jumper pada bagian bawah semua begitu pula bila sebaliknya
  • Melakukan penyambungan yang paling mudah. Seperti menyambung keluaran MCB dua menuju line up terminal pada tempat yang telah ditandai untuk keluaran fuse 2 yaitu U2.
  • Melakukan penyambungan keluaran lain seperti penyambungan keluaran MCB 1. Keluaran MCB 1 ada dua yaitu ke line up terminal dengan nomor 1 dan input dari saklar impuls. Setelah itu anak kontak impus dijumper ke line up terminal dengan nomor 2, dan keluaran dari anak kontak tersebut disambung ke line up terminal dengan tanda U1 sampai disni pengawtan untuk fuse 1 selesai.
  • Selanjutnya melakukan penyambungan pada MCB 3 yaitu dengan menghubungkan keluaran MCB 3 langsung ke anak kontak relay K7. Anak kontak yang digunakan adalah NO dan relay jenis yang kita gunakan untuk NO maupun NC ada beberapa buah. Sehingga sebelum memasang ke rumah relay perlu diperhatika keterangan yang ada pada relay tersebut. Keluaran anak kontak langsung dihubungkan ke line up terminal simbol U3.
  • Bagian terakhir yang akan dikawati adalah MCB 4. Dari MCB 4 keluaran langsung dihubungkan pada saklar timer dan dapat langsung di jumper menuju line terminal nomor 3 karenan langsung menuju saklar selektor.
  • Berikutnya dari line up terminal nomor 4 disambungk ke anak kontak NC K9A, Outputnya disambung ke Line up terminal nomor 5 yang menuju ke lampu H5.
  • Berikut dari input NC K9A dijumper ke Staircase. Pemasangan staircase sangat khas. Untuk itu keterangan yang diberikan pada alat harap dibaca dengan teliti sebab bila tidak kesalahan akan terjadi dan rangkain tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.
  • Berikut penyambungan dari line up terminal nomor 6 ke Anak kontak NO dari staircase dan outputnya disambung ke koil K7.
  • Pemasangan berikutnya adalah memasang dari line up nomor 7 menuju ke anak kontak NC K9A, dan outputnya munuju ke input anak kontak NC K9A.
  • Berikutnya dari input anak kontak NO K9A dijumper ke Anak Kontak NO K4T, dan outputnya disambung ke line up terminal dengan nomor 9. Dari line up terminal nomor 10 disambung ke koil K7.
  • Semua pemasangan telah dilakukan tetapi tidak berarti langsung dapat beroperasi sebab semua kabel netral belum dipasang pada semua peralatan seperti impuls switch, timer switch, relay K7 dan relay K9A. Untuk itu semua peralatan ini dapat dipasang kabel netral dengan hanya menjumperkan satu alat ke alat yang lain dan pada akhir jumperan dihubungkan langsung menuju bus bar netral.
Setelah selesai semua pengawatan maka peralatan dapat dipasang di tempatnya masing-masing. Diusahakan agar sumber sebelumnya benar-benar masuk untuk dicek manual dengan menggunakan multi meter.

4.3 Cara Kerja Diagram Kontrol

4.3.1 Group 1

      Seperti yang telah dijelaskan pada deskripsi instalasi, penerangan group 1 yaitu penerangan ruang tamu dan ruang makan akan aktif bila saklar seri C1 dan C2 ditekan. Bila salah satu saklar seri tersebut baik C1 dan C2 ditekan maka akan mengaktifkan salah satu penerangan dikedua ruangan.
      Untuk ruangan dapur, Penerangan dapur akan aktif bila salah satu tombol ditekan. dengan tekananya salah satu tombol tersebut akan memberikan arus pada kumparan di impuls switch dan akan mengaktifkan anak kontak dan anak kontak akan berubah dari posisi normalnya karena terdapat pengunci (lihat penjelasan sebelumnya). Hal ini berarti bahwa penerangan dapur akan terus aktif sampai salah satu tombol ditekan kembali guna menormalkan kembali anak kontak yang ada pada impuls switch atau saklar impuls.

4.3.2 Group 2

      Untuk group 2 aktifnya penerangan tidak perlu dijelaskan terlalu terperinci karenan aktifnya penerangan ini cukup dengan menekan salah satu saklar yang ada. Meskipun masing-masing saklar mempunyai karakteristik yang berbeda namun kombinasi yang tepat, fungsi seperti diatas akan dapat dibuat dengan mudah.
      Penerangan yang dimaksud pada group ini dapat diaktifkan ditiga tempat dan dapat dinonaktifkan dari tiga tempat.

4.3.3 Group 3
      Group 3 ini sangat erat kaitanya dengan group 4, karena sebelum menuju beban, fasanya melewati relay K7, dimana koil dari relay tersebut berada di group 4.
     Jika aktif atau non aktif relay k7 akan sangan berkaitan erat dengan aktif atau tidaknya kontrol pada group 4.

4.3.4 Group 4

     Digroup ini ada 2 pilihan pengoperasian, yaitu operasi secara manual atau secara otomatis. Hal ini merupakan fungsi dari selector swtich. berikut penjelasan dari ke 2 keadaan tersebut :
a.) Pengoperasian Secara Manual
      Operasi manual adalah salah satu cara pengaktifan relay K7 dimana bila cara pengoperasian ini dipilih maka dengan serta merta mengaktifkan lampu indikator (H5) yang akan memberitahukan bahwa rangkain diaktifkan dengan cara manual. Pada  operasi manual ini terdiri atas peralatan yang mendukung yaitu relay K9A, staircase dan kumparan k7.
      Lampu indikator aktif dengan begitu selektor diarahkan untu operasi manual. Hal ini terjadi karena anak kontak relay K9A berada dalam posisi normal yaitu NC, sehingga phasa langsung masuk ke lampu indikator. Anak kontak relay K9A ini tidak akan perna mengalami perubahan apapun disebabkan kumparan relay K9A tidak memperoleh sumber arus.
     Namun Aktifnya lampu indikator buka berarti relay K7 ikut aktif Karena Relay K7 tidak mendapatkan sumber disebabkan terputusnya sumber oleh anak kontak staircase. Untuk mengaktifkan maka anak kontak staricase tersebut harus menutup dan akan menutup bila staircase tersebut dalam keadaaan aktif.
     Dengan menekan tombol yang menghubungkan antara sumber dengan kumparan staricase maka anak kontak K6T akan berubah pada posisi dari membuka menjadi menutup sehingga K7 otomatis mendapatkan sumber sehingga anak kontak K7 pun ikut menutup dan mengaktifkan beban yang terpasang.
     Aktifnya anak kontak relay K7 bukanlah tanpa batas karenan sumber sumber relay K7 sangat tergantung pada mebuka dan menutupnya anak kontak K6T dan disebabkan sifta staircase yang bergantung pada waktu maka aktifnya K7 pun ikut terpengaruh dengan waktu yang ada pada staircase.
     Waktu tersebut sangat berengaruh terhadap pemasangan kawat. Pada praktek ini pemasangan adalah sistem 4 kawat sehingga menekan tombol setelah penekanan yang pertama akan menambah waktu aktifnya anak kontak K6T yang berarti menambah aktif waktu bagi kontaktor relay K7 yang juga akan memperlama aktif penerangan jalan dan parkir. Sekalilagipenggunaan proses manual ini hanya dimaksudkan dalam keadaan darurat bila keaan otomatis tidak berfungsi. Sampai disini selesailah fungsi manual dari rangkaian kontrol ini

b. Pengoperasian Secara Otomatis

      Untuk operasi otomatis, lampu indikator akan langsung mati begitu saklar selektor langsung dipindahkan keposisi otomatis. Hal ini disebabkan kumparan relay posisi K9A memperoleh sumber sehingga anak kontak relah K9A langsung berubah posisi. Sehingga lampu indikator yang phasanya diperoleh dari NC-nya K9A. Maka anak kontak K9A penghubung lampu indikator tersebut  langsung memutus sumber terhadap lampu indikator.
      Sementara untuk relay K7 masih dapat dioperasikan secara manual dikarenakan anak kontak K9A yang dalam normalnnya berada dalam posisi NO. Saat K9A aktif jumper tersebut  akan menutup dan mengalirkan sumber yang mana akan tetap dapat beroperasi secara manual mengaktifkan posisi selektor untuk operasi manual. Bedanya lampu indikator tidak aktif.
     Untuk operasi otomatis sumber K7 diperoleh dari anak kontak K4T yang dalam normalnya berada dalam posisi NO. Seperti yang telah dijelaskan, anak kontak K4T tersebut akan menutup setelah waktu kita tentukan telah dipenuhi oleh time sejak ia diberi sumber.
     Dengan menutupnnya anak kontak K4T buka berarti relay K7 akan aktif karenan sumber ke relay tersebut diputuskan oleh anak kontak LDR. Selama belum malam, Maka anak kontak LDR tidak akan perna menutup. Sesaat LDR mendapat cahaya yang kurang kuat disebabkan hari mulai menjelang malam, maka anak kontak LDR menutup. Maka lengkaplah K7 mendapat sumber sehingga aktiflah K7.
      Sesuai dengan set waktu yang telah kita tentukan maka relay K& akan bekerja selama magrib sampai menjelang terbit matahari tepatnya kurang lebih dari yang ditentukan disebabkan intensitas cahaya yang diterima pada jam-jam yang telah ditentukan oleh timer, tetapi ada satu yang dapat dipastikan yaitu relay K7 tidak akan perna aktif pada siang hari meskipun pada siang hari tersebut intensitas yang diterima oleh LDR melemah disebabkan oleh cuaca ataupun gerhana matahari atau hal yang lainya.
     Inilah keuntungan penerapan K4T (timer), sehingga pemasangan K4T tersebut bukanlah sesuatu pemasangan yangndisiasiakan.


BAB V TROUBLE SHOOTING


5.1 Tujuan 

Setelah melakukan trouble shooting diharapakan dapat :
  • Memperbaiki segala jenis kerusakan pada instalasi listrik.
  • Menentukan tempat kerusakan.
  • Mengetahui langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam menyelesaikan suatu perbaikan instalsi Listrik.

Tujuan diadakan trouble shooting adalah :
  • Untuk melatih Mahasiswa mengembangkan pemikiran analisa terhadap suatu permasalahan yang mungkin terjadi pada rangkain yang berhubungan dengan instalasi listrik.
  • Untuk mengantisipasi atau sebagai bekal mahasiswa di lapangan apabila menemui suatu permasalah/ trouble shooting.
     Trouble shooting bisasanya terjadi pada peralatan, penghantar, pengaman dan lain-lainya . Tiap trouble shooting yang diterapkan mahasiswa yaitu dihadapkan pada suatu permasalahan yang menyebabkan suatu  rangkain tidak bekerja sesuai dengan deskripsi kerja yang diharapkan.

5.2 Peralatan

Peralatan yang digunakan :
  • Test Pen
  • Multi Meter
  • Obeng (+) dan Obeng (-)
  • Tang potong dan Tang Kupas.

5.3 Trouble shooting

Adapun langka penyelesaian trouble shooting sebagai berikut :
  1. Mengecek fungsi rangkain per group untuk mengetahui letak trouble pada rangkain.
  2. Menggunakan multimeter untuk mengecek setiap sambungan pada rangkain untuk mengetahui posisi troube.
  3. Melakukan perbaikan dari hasil analisa yang telah dilakukan.
Adapun trouble shooting yang terjadi adalah :
  • Group 1 kabel netral pada lampu yang dinyalakan menggunakan tombol tekan dilepas.
  • Group 1 kabel netral pada stop kontak dilepas.
  • Group 2 kabel masukan ke saklar silang ditukar.
  • Group 2 kabel masukan ke saklar silang ditukar.
  • Kable dari line up 11 yang menuju ke LDR dipotong.
Cara mengatasi Trouble shooting yang terjadi :
  • Kabel netral pada lampu dipasang kembali.
  • Kable netral pada stop kontak dipasang kembali.
  • Kabel masukan pada saklar silang yang ditukar dikembalikan kekeadaan semula.
  • Kabel dari line up 11 yang dipotong dipasang kembali.
Pada saat dilakukan tes fungsi setelah trouble shooting
  • Lampu pada group 1 yang dinyalakan dengan tombol tekan tidak menyalan
  • Stop kontak group 1 tidak berfungsi.
  • Lampu pada group 2 tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya.
  • LDR tidak berfungsi dengan baik.

5. 4 Gambar Rangkain  AB sudomo :

a). Single Line Panel
Single Line Panel


b). Singe Line Papan
Singe Line Papan


c). Pengawatan Full
Pengawatan


BAB VI PENUTUP


6.1 Kesimpulan

     Setelah melakukan praktek kerja bengkel semester III ini, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, diantaranya :
  • Penggunaan peraturan-peraturan misalkan pada PUIL 200 tentang instalasi listrik sangatlah penting dikarenakan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan.
  • Ketelitian dan kedisiplinan sangatlah penting dalam melakukan suatu pekerjaan.
  • Dalam memasang instalasi penerangn khususnya proyek SUDOMO ini, pemahaman pembaca gambar rangkaian dan deskripsi kerja suatu rangkain yang sangatlah penting., Untuk mengetahui cara kerja dan fungsi dari suatu peralatan.
  • Instalasi proyek SUDOMO terbagi menjadi 4 group. Ini gunanya apabila terjadi suatu gangguan arus lebih dapat lebih mudah dideteksi, tanpa mengganggu group lainya.
  • Suatu rangkain yang dibuat 2 fungsi atau lebih seperti manual dan automatis bertujuan untuk kondisi normal dan kondisi darurat juga mempermudah pengoperasian.

6.2 Saran

     Sebelum laporan ini ditulis beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, baik untuk penulis sendiri maupun rekan-rekan mahasiswa lainya :
  1. Mentaati peraturan bengkel
  2. Ketelitian dan kedisiplinan harus diterapkan
  3. Hubungan komunikatif antar pembimbing dan mahasiswa ditingkatkan.
  4. Pertanggung jawab terhadap material dan peralatan yang dipinjam.


Gambar Hasil Akhir Praktek




Disqus comments