Praktek Bengkel Kiln Dry - TeachMeSoft

Praktek Bengkel Kiln Dry

Praktek Bengkel Kiln Dry



BAB I PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

       Hasil produk perkayuan menuntut bahan kayu yang telah dikeringkan, dengan kadar air maksimal 16% - 20%. Tuntutan penggunaan kayu kering ini sangat bervariasi dan disesuaikan dengan kondisi iklim, cuaca, dan keadaan udara tempat produk kayu tersebut ditempatkan.
       Perkembangan teknologi pengeringan kayu di Indonesia sangat pesat, mulai dari cara alami dengan memanfaatkan matahari sampai penggunaan mesin-mesin pengering kayu canggih dan modern.
       Umumnya kesalahan utama yang sering terjadi adalah lemahnya perencanaan awal, yaitu perkiraan kapasitas produksi dan besarnya modal investasi yang terhitung dalam bentuk biaya pengoperasian mesin. Juga keterampilan operator sangat penting karena kesalahan pengendalian proses pengeringan berarti kerugian, seperti kayu pecah, melengkung, atau retak-retak. Lebih parah lagi bila terjadi kesalahan memilih mesin pengering, yang akan membawa kerugian investasi dan bahan kayu yang cacat.

1.2 Tujuan

Setelah melakukan praktek percobaan KILN DRY mahasiswa diharapkan dapat :
  • Menggambar sebuah rancangan kelistrikan dari system 
  • Menyusun sebuah diagram fungsi untuk menggambar system 
  • Membuat diagram rangkaian 
  • Membuat diagram pengawatan (rencana instalasi) 
  • Menentukan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk panel kontrol 
  • Menghubungkan kabel dengan peralatan listrik. 
  • Melakukan pengawatan pada panel.


BAB II PEMBAHASAN


2.1 DASAR TEORI

a.    Pengertian Kiln Dry 
       Kiln Dry (Pengeringan kayu) adalah proses untuk mengeluarkan air yang terdapat di dalam kayu. Telah diutarakan di muka, bahwa kadar air kayu memberikan pengaruh yang sangat besar dalam pemakaian kayu. Untuk berbagai macam kegunaan dengan kondisi udara tertentu kayu memerlukan batas kandungan kadar air. Oleh karena itu masalah pengeringan merupakan factor yang penting pada kayu. Dengan adanya pengeringan akan diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
  • Menjamin kestabilan dimensi kayu. Sebab di bawah titik jenuh serat, perubahan kadar air dapat mengakibatkan kembang susut pada kayu. Sebaliknya bila kayu dikeringkan sampai mendekati kadar air lingkungan, maka sifat kembang susut ini akan dapat teratasi, bahkan dapat diabaikan 
  • Menambah kekuatan kayu. Makin rendah kadar air kayu yang dikandung, akan semakin kuat kayu tersebut. 
  • Membuat kayu menjadi ringan. Dengan demikian ongkos angkutan berkurang. 
  • Mencegah serangan jamur dan bubuk kayu. Sebab umumnya jasad renik perusak kayu atau jamur tak dapat hidup di bawah persentase kadar air + 20%.
  • Memudahkan pengerjaan selanjutnya, antara lain: pengetaman, perekatan, finishing, pengawetan serta proses-proses kelanjutan lainnya. 
b.    Proses Pengeringan Kayu 
       Pergerakan air di dalam kayu terjadi dari daerah berkelembapan tinggi ke daerah yang berkelembapan lebih rendah. Kayu akan mongering dan bagian luar ke dalam kayu. Dengan kata lain permukaan kayu lebih cepat mengering daripada bagian dalamnya. Proses keluarnya air dalam proses pengeringan disebut proses evaporasi. Evaporasi akan terjadi bila kadar air di dalam kayu lebih besar dari kadar air keseimbangan (EMC). Selama proses pengeringan kayu berlangsung, yang terlebih dahulu keluar adalah air bebas yang terdapat dalam rongga sel. Setelah itu menyusul air yang terikat pada dinding-dinding sel. Keadaan titik air bebas telah habis keluar, tetapi air terikat masih dalam keadaan jenuh, dinamakan keadaan pada titik jenuh serat (FSP=Fiber Saturation Point). Perubahan kadar air yang dialami kayu pada keadaan di atas titik jenuh serat ini tidak mempengaruhi bentuk dan ukuran kayu. Tetapi segala perubahan bentuk dan ukuran kayu. Oleh sebab itu perubahan-perubahan kadar air di bawah titik ini sangat mempengaruhi sifat-sifat fisik dan mekanik kayu. Pada setiap usaha pengeringan kayu hal ini harus mendapat perhatian yang khusus. 
       Adapun proses kiln dry pada praktek ini adalah dimulai dari panas yang dihasilkan air panas atau uap panas yang dialirikan melalui pipa ke pipan kondensor yang berada di atas ruangan pengering. Agar panas yang besumber dari pipa kondenseor dapat merata ke seluruh ruangan makan diperlukan beberapa kipas untuk memutar / menyebarkan udara panas pada ruangan tersebut. Adapun peletakan dari kipas pada ruang Kiln Dry adalah seperti gambar beikut :

 Kiln Dry

2.2 Deskripsi Kerja Rangkaian

       Pada pintu panel kontrol untuk kipas kiln dry dilengkapi dengan tombol tekan ON (Hijau) dan tombol tekan OFF (merah) dan jumlah kipas yang dikendalikan adalah sebanyak 4 buah kipas untuk tiap-tiap ruang kiln dry (KD).
       Pada saat tombol ON ditekan, kipas 1(M1) akan bekerja / berputar, kemudian dalam selang waktu 5 (lima) detik kipas (M2) akan bekerja yang kemudian diikuti oleh kipas 3 (M3) dan kipas 4 (M4) dengan interval waktu yang sama. Untuk tahap awal ini semua kipas akan berputar dengan arah putaran searah jarum jam (berputar kekanan).
      Dalam selang waktu 4 (jam) semua kipas akan berhenti selama 15 detik. Setelah itu secara otomatis, kipas akan bekerja dengan urutan yang sama seperti diatas, akan tetapi arah putarannya berlawanan arah jarum jam. Lamanya kipas berputar kekiri adlah sama dengan lamanya kipas berputar kekanan dan akan berhenti selama 15 detik juga. Setelah itu kias akan kembali berputar kekanan secara otomatis,kipas akan bekerja dengan urutan yang sama seperti diatas ,akan tetapi putarannya berlawanan arah jarum jam (berputar ke kiri).lamanya kipas berputar kekiri nin adalah sama dengan lamanya kipas berputar kekanan dan akan berhenti selama 15 detik juga.setelah itu kipas berputar kembali kekanan secara otomatis. Proses ini akan berlangsung terus hingga waktu pengeringan selesai .dan untuk mematikannya yaitu dengan menekan tombol OFF.

2.3 Langkah Kerja

Adapun langka-langkah yang dikerjakan dalam praktikum adalah :
  1. Mempelajari deskripsi kerja. 
  2. Merancang gambar kontrol dan daya. 
  3. Merencakan dan mempersiapkan komponen. 
  4. Melakukan pemasangan komponen pada panel. 
  5. Merangkai rangkaian kontrol. 
  6. Mel;akukan pengetesan rangkaian kontrol. 
  7. Merangkai rangkaian daya. 
  8. Melakukan pengetesan rangkaian menggunakan motor listrik.

2.4 Alat dan Bahan

A. Bahan
Bahan Kiln Dry

B. Alat
Alat Kiln Dry

2.5 Gambar Rangkaian

Cover Kiln Dry

Line diagram Kiln Dry

Diagram Daya dan Kontrol

Tampilan panel Kiln Dry


BAB III PENUTUP


3.1 Analisa

       Pada saat praktek Perancangan Kiln Dry, Terdapat bebarapa kesalah antara lain mulai dari keliru dalam menggambar, peralatan yang sudah tua, dan Human error (kesalahan manusia). Dalam praktek terdapat ini tiga kali kesalah dalam menggambar,dikarnakan kurangnya informasi mengenai spesifikasi peralatan yang di gunakan tetapi sedikit-sedikit kesalahan itu bisa teratasi.
       Sebelum memulai pengetesan dengan motor,maka terlebih dahulu di tes dengan tidak menggunakan motor, ketika hasil sesuai deskipsi maka boleh di lanjutkan dengan menggunakan motor, tetapi pada saat bebeapa kali percobaan tanpa motor di ketahui salah satu On delay tejadi kerusakan. Maka di ganti ON delay tersebut, kemudia di test lagi, setelah semua ok maka bisa melanjutkan dengan menggunakan motor.
       Pada pengujian tanpa motor,pengkabelan harus di pasan sesuai urutan sehingga ketika system on, semua motor berjalan sesuai arah jarum jam. Yang arus diperatikan untuk 3 fasa ke motor adalah tiga-tiga fasa nya harus menyambung kemotor ketika satu fasa atau dua fasa tidak masuk maka motor akan berdengung, kejadian ini seperti yang terjadi pada praktek yang saya lakukan. Terdapat satu fasa yang tidak masuk dikanakan tembaga kabel tidak telalu menyentuh. Solusinya adalah memanjangkan potongan kabel kemudian pastikan benar-benar masuk dengan baik jangan sampai bungkus kabel ikut masuk. Setelah beberapa kendala yang ditemuni dan bisa diatasi dengan baik maka praktek Kiln dry dinyatakan berhasil.

3.2 Kesimpulan

  • Dalam merancang kita harus memahami karakteristik alat yang di gunakan 
  • Sebelum memulai merancang diusahakan gambar harus benar oleh Karena itu harus konsutasi pada instruktur terlebih dahulu. 
  • Satu atau dua fasa yang tidak masuk ke motor dapat membuat motor berdengun dan tidak berputar.
  • Mengecek barang sebelum di gunakan 
  • Dalam praktek ini hanya di fokuskan mengenai perancangan, control dan pemilihan alat.
NB : Gambar Rangkaian saya menggunakan Software SolidWork, data laporan dan gambar sudah saya sertakan pada link Download berikut




Disqus comments